Remuk pula ragaku bagai terhunus panah tiada henti
Perundungan yang tak kunjung berhenti menyerangku
Hiruk pikuk persahabatan yang penuh ilusi
Disangkanya penuh tawa canda riang gembira
Tak kuduga persahabatan itu hanyalah gincu pemuas diri
Yang dikira saling melengkapi satu sama lain
Namun persahabatan tak ubahnya rahim dari perundungan
Kian lama tersiksa dengan sahabat karibku
Tiada ampun mereka selalu menggempurku dengan hinaan
Hinaan demi hinaan berbalut tawa ledekan yang menyakitkan
Mengapa aku bisa dibuat sebagai bahan hinaan
Rasanya hidup ini tidak memihak kepadaku
Seakan kehidupan ini sangat tidak adil kepadaku
Cukup puaskah wahai sahabatku dengan hinaan kalian
Hidupku rasanya ingin berakhir saja dengan cepat
Tetapi harus berpaling dari mereka yang menyakitiku
Kukikis segala ketakutan yang membayangiku
Segala ketakutan akibat hinaan yang menyerangku
Tanpa keraguan sedikitpun perasaan sakit hati perlahan kulawan
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Mengenal Gaya Rambut Poodle Perm, Dikait-kaitkan dengan Kasus Ivan Sugianto
-
Ulasan Buku Menjala Kunang-Kunang, Rayakan Patah Hati Lewat Sebuah Puisi
-
Ulasan Buku Pencurian Terbesar Abad Ini, Puisi dengan Perspektif Tak Biasa
Sastra
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik