Malam terasa terlampau sepi
Kala itu aku masih terjaga sendiri
Memandang langit tanpa hiasan sama sekali
Sebab seluruh bintang telah terselimuti
Pagi harinya suasana terasa sama
Dingin lagi-lagi menerpa
Aku menyambut pagi tanpa cahaya
Beruntung para paksi masih berkenan bersuara
Mentari sama sekali tak tampak
Awan kelabu enggan beranjak
Ia mungkin hendak menemaniku dalam beberapa babak
Saling bertukar cerita dengan mata terbelalak
Pagi itu tak ada hujan
Hanya awan hitam yang menjadi pemandangan
Aku menatap sambil memberi pertanyaan
Masih adakah sisa harapan?
Nuraniku juga penuh kelabu
Tak ada kepercayaan, semuanya palsu
Layaknya langit yang selalu tahu
Bahwa kehidupan manusia penuh dengan tipu
Aku serasa berjalan sendiri
Di bawah mendung yang enggan pergi
Mencari dan terus mencari untuk apa aku bermimpi
Apakah semua ini memiliki arti?
Agustus 2021
Baca Juga
-
Menggugat Sekolah yang 'Tak' Bersalah
-
Film Encanto: Tak Ada Keluarga yang Benar-benar Sempurna
-
Doctor Strange MoM: Menyelamatkan Dunia Bukan Perkara yang Membahagiakan
-
Privilese Spider-Man dan Batman serta Korelasinya dengan Konsep Berbuat Baik
-
Imam Al Ghazali dan Tuduhan Soal Penyebab Kejumudan Berpikir
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
3 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Andil dalam Gerakan Jaga Hutan
-
Ulasan Novel Selamat Tinggal: Ketika Hukum Tak Lagi Gagah dalam Kebenaran
-
Premier League: Altay Bayidir Blunder, Ini Kata Pelatih Manchester United
-
4 Rekomendasi Serum yang Ampuh Redakan Jerawat dan Lawan Penuaan
-
Siap Jajal Persijap Jepara, Marc Klok Ungkap Target Utama Persib Bandung