Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Fachry
Ilustrasi bendera merah putih (Pixabay.com/Mufid Majnun).

Barangkali selama ini
Kita terlalu berambisi
Untuk selalu selalu berpacu mengunggulkan diri satu sama lain
Atas nama bangsa dan negara
Memang itu semua tak sepenuhnya salah
Tetapi jangan sampai itu semua membuat kita lupa atau enggan untuk merenungkan
Tujuan dibalik apa yang selama ini kita lakukan

Pernahkah sesekali kita bertanya
Pada masing-masing dari kita, mengapa kita melakukan ini semua?
Pernahkah kita bertanya
Tentang api yang menyala dari dalam jiwa?
Apakah api tersebut murni menyala karena negeri
Atau justru, api tersebut adalah api yang menyala karena telah terpantik oleh ego diri

Negeri ini...
Telah merdeka tujuh puluh enam tahun yang lalu
Telah berhasil memerdekakan diri dari belenggu penjajahan, dan itu semua bukanlah hal yang mudah.
Namun mengapa saat ini
Kita seakan-akan telah terjajah kembali
Namun bukan oleh serdadu
Melainkan oleh belenggu-belenggu kebodohan, kesempitan, kedangkalan, serta belenggu-belenggu lainnya yang kian merantai akal pikiran dan perasaan

Mengapa kita
Seolah-olah sangat bangga ketika kita mengobarkan bara-bara yang menyala?
Atas nama semangat revolusi
Pernahkah sesekali kita bertanya
Apakah bara tersebut adalah bara yang murni?
Ataukah pernah sesekali kita bertanya
Apakah api tersebut tidak melukai sesama anak negeri?

Indonesia
Negeriku yang amat kucinta...
Memperingati tujuh puluh tahun usiamu
Aku ingin mengajak seluruh anak negeri untuk memurnikan api yang menyala di jantung hati
Serta mengajak untuk saling bekerja bakti
Guna membersihkan revolusi dan membuang sampah-sampah ego diri

Kepada negeriku Indonesia
Ku ucapkan dirgahayu yang ke-tujuh puluh enam tahun
Sebetulnya engkau selalu membutuhkan pemuda dan pemudi
Yang mau dan mampu mengobarkan rasa cinta tanah air
Kepada bangsa dan Ibu Pertiwi
Bukannya pemuda dan pemudi
Yang hanya bisa menyulut api revolusi
Tanpa bersedia memberikan solusi
Ataupun kepada pemuda dan pemudi yang selalu terseret arus globalisasi

Sekali lagi
Dirgahayu negeriku...
Semoga apa yang kita perjuangkan
Merupakan perjuangan yang murni dan suci untuk diabdi
Berkataku seperti ini
Bukan berarti aku benci atau anti terhadap bara-bara revolusi
Aku hanya benci
Kepada mereka yang mengambil keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan berbakti kepada negeri
Aku juga benci kepada tungku-tungku revolusi
Yang tak memiliki rasa cinta terhadap bangsa
Karena revolusi tanpa kecintaan kepada bangsa dan negara,
Hanyalah omong kosong belaka...

Bogor, 23 Agustus 2021.

Fachry