Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Rico Andreano
Ilustrasi Gunung Berapi. (pexels.com)

Kala gunung memuntahkan segenap isi yang terkandung di dalamnya. Segenap bebatuan bertebaran keluar dari gunung. Lava pijar yang sangat panas melelehkan tubuh beribu-ribu derajat celcius bermuntahan dari dalam gunung. Mengalir mengarungi sekujur gunung menuju pemukiman.

Manusia-manusia bertebaran dalam rasa ketakutan yang luar biasa. Saling memohon-mohon untuk meminta pertolongan demi menyelamatkan raga mereka dari ancaman letusan gunung berapi. Letusan dahsyatnya terasa memekakkan telinga. 

Letusan gunung berapi yang sangat menggelegar menggema dimana-mana. Memecah kesunyian malam dengan letusan yang teramat hebat. Nampak lava pijar berguguran mengalir dalam cahaya merah yang terang.

Ketakutan yang menyertai manusia-manusia yang berada di sekitar gunung berapi. Seketika seluruh manusia berhamburan berlarian keluar rumah menuju tempat aman. Dengan membawa segenap harta benda yang masih bisa digenggam dalam diri mereka.

Berlari menghindari dari ganasnya lava pijar yang berguguran mengalir menuju arah pemukiman. Kepanikan yang sangat mencekam suasana malam yang penuh malapetaka. Hujan abu bertebaran pula di langit menghiasi malam.

Lalu lalang kendaraan yang menyelamatkan manusia-manusia menuju tempat yang sangat aman. Setelah segenap manusia terselamatkan kondisi pemukiman lenyap tiada kehidupan setitikpun.

Lava pijar pun menghampiri pemukiman yang telah ditinggalkan oleh para penghuninya. Kemudian lava pijar mengalir dengan tenangnya melelehkan pemukiman kosong dan lenyaplah seluruh pemukiman. Pemukiman menjadi sungai lava pijar merah membara yang melelehkan segalanya.

Akhir kehidupan gunung berapi yang penuh kemurkaan yang menggema dimana-mana. Dengan segala murkanya tanpa kenal ampun membabi buta mengehempaskan seluruh isinya bertebaran keluar.

Rico Andreano