Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Rico Andreano
Ilustrasi Cinta. (pixabay.com)

Alkisah sebuah kata yang bernama cinta. Sebuah kata dengan lima huruf yang begitu bergema dimana-mana. Selalu terucap dari setiap orang. Yang tidak pernah sunyi terucap setitikpun.

Di seantero dunia semua menggelora kata cinta. Ya itulah sebuah kata bernama cinta. Entah ada gerangan apa dengan kata cinta.

Apalah penting sebuah kata cinta. Kata cinta dipenuhi untaian kata-kata manis yang meluluhkan hati. Begitu lezatnya rasa sebuah kata cinta saat orang mendengar istilah kata cinta. Yang menggoda lubuk hati terdalam akan arti sebuah cinta.

Sebegitu bergunakah sebuah kata cinta. Cinta yang hanya berhias dalam rayuan-rayuan gombal yang seakan melenyapkan segala pikiran. Cinta yang hanya sebatas kata-kata ungkapan perasaan penuh basa-basi tak berisi. Kosong isinya tanpa berarti apa-apa dari sebuah kata cinta.

Entahlah dibalik hakikat dan makna cinta tersebut. Seakan terasa nikmat diresapi dan dihayati kata cinta yang tiada berujung apa-apa. Tiada berujung terus-menerus. Sampai kapan bisa menemukan makna cinta yang sejati.

Sebuah hiasan semu dari kata cinta tanpa sebuah pembuktian nyata. Hanyalah bualan penuh fatamorgana lisan-lisan berhati picik. Tanpa pembuktian nyata cinta hanyalah sebuah sebuah kata tanpa makna yang terkandung dibalik kata tersebut.

Sebuah untaian kata cinta yang menjadi pemoles pada busunya penampilan yang sebenarnya. Kata cinta bukanlah sebuah realita yang ada. Kata cinta yang terucap yang berujung pada pengkhianatan dan rasa cemburu.

Bila berujung pengkhianatan yang terukir dari cinta buat apa kata cinta masih dilontarkan. Buanglah kata cinta jauh-jauh jika hanya ingin menyakiti perasaan seseorang yang telah berkorban demi pemuas kata-kata surgawi. Manis mulutnya buruk rupa hatinya.

Rico Andreano