Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka
Ilustrasi ikan hiu. (pixabay.com)

Kala ombak pantai waktu siang hari dalam balutan panas sengatan matahari. Ombak menghempas tepi pantai begitu dahsyatnya dalam hembusan angin laut yang sangat kencang. Beristirahat menikmati sejuknya angin laut di siang hari. Terlihat para peselancar dengan beraninya menantang ombak yang menggulung dahsyat.

Tak lama kemudian tiba-tiba seekor ikan hiu yang sangat besar ukurannya datang melompat dari laut. Rupanya ikan hiu hendak mencari mangsa. Ikan hiu sedang dalam kelaparan. Ikan hiu mulai menampakkan tajinya. Mulai menebarkan terornya yang begitu mencekam.

Banyak peselancar yang mencoba menyelamatkan dari sergapan buasnya ikan hiu. Siang mendadak berubah menjadi petaka bagi seluruh pengunjung pantai. Namun telat bagi peselancar tuk menyelamatkan diri mereka. Sergapan ikan hiu yang sangat cepat mengunyah habis para peselancar.

Ombak pun akhirnya menjadi warna merah bercampur darah. Tiada tubuh yang tersisa sedikitpun. Ikan hiu memakan habis seluruh tubuh peselancar. Peselancar hanya meninggalkan nama dalam petaka di pantai.

Teriakan minta tolong terdengar di seantero pantai. Kepanikan yang luar biasa terjadi. Orang-orang menuju tepi pantai demi mencari perlindungan. Berlari tunggang langgang mendengar arahan pemandu pantai.

Semua pengunjung berlindung di sebuah pondok yang berada di luar pantai. Dengan rasa syukur mereka bisa menyelamatkan diri. Namun masih menyisakan kesedihan bersama yang sangat menggores hati. Para peselancar yang tiada menjadi korban kegananasan ikan hiu tinggal nama saja.

Doa dan mengheningkan cipta dilantunkan bersama dari seluruh pengunjung pantai yang berhasil selamat dari sergapan buasnya ikan hiu. Duka cita yang sangat mendalam bagi para peselancar yang telah gugur di pantai dalam tragedi tersebut.

Taufan Rizka