Keagungan teknologi begitu maju di dunia memacu manusia berlomba-lomba tuk berkreasi dalam membuat segala macam ide-ide teknologi yang sangat mutakhir. Berpacu dalam waktu yang terasa singkat dengan kehebatan-kehebatan yang tak terbandingkan. Yang membuat segenap manusia di dunia merasa bangga dengan apa yang mereka ciptakan.
Segenap manusia di dunia yang melagakkan karya teknologi yang telah mereka wujudkan. Dengan lagak yang merasa sangat puas hingga mereka tak tahu bagaimana akibat dari kecanggihan teknologi yang menghantarkan kebatilan bagi dunia.
Sehingga mereka merasa acuh tak acuh akan akibat buruk yang dihantarkan. Dalam keangkuhan dunia yang berisi seluruh kumpulan lagak manusia yang sangat jahat perangainya. Negara adidaya saling acuh tak acuh dengan negara melarat yang mengais uluran kasih dari negara adidaya.
Bengal manusia yang merasa memiliki pengetahuan cemerlang namun dilacurkan demi ambisi. Kepongahan dunia tak berujung senantiasa membersamai manusia. Rekayasa-rekayasa kehidupan dunia telah ditaklukan oleh mereka.
Hingga suatu petaka akibat ulah acuh tak acuh mereka yang pongah pada karya yang mereka agung-agungkan. Petaka hancurnya dunia dengan beterbangan nyawa-nyawa yang merasakan dahsyatnya kejahatan sebuah teknologi yang sangat membunuh bagi nyawa setiap kehidupan.
Karma menjawab kepongahan dunia dengan menghantarkan segala petaka yang membuat dunia nyaris habis. Yang memukul semua kehidupan yang berisi remah-remah tersisa. Sungguh kepongahan dunia memancing petaka bak senjata makan tuan yang kembali kepada manusia itu sendiri.
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Blak-blakan! Dejan Racic Ungkap Alasan Terima Pinangan Bhayangkara FC
-
Ulasan Novel History Lessons: Misteri Kematian Mahasiswa dan Skandal Kampus
-
Baru Tampil Sekali Musim Ini, Jorge Martin Langsung Targetkan Kemenangan
-
Produksi 3 Body Problem Season 2 Dimulai, Ada Pemain Baru Bergabung
-
Tayang 2027, A Quiet Place III Dapuk John Krasinski Jadi Sutradara