Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Taufan Rizka Purnawan
ilustrasi patah hati (pixabay.com)

Kiasan kerapuhan cinta yang semakin mendekati diriku. Menjadi sakit yang begitu mendera batin kala aku tertipu dengan segala rayuan manis dari perempuan yang mendekatiku. Yang membuatku kalut dan terlena dengan segala keanggunan yang dia miliki. Perempuan yang sangat aku cintai begitu indah dipandang bak permaisuri.

Untaian kata-kata rayuan begitu membuatku terpana. Afsun wajahnya yang sangat sempurna dengan tatapan yang begitu manis. Senyumnya membuatku malu-malu kucing menatapnya. Aku rela mengorbankan segalanya demi kelanggengan cinta sejati.

Segala yang kumiliki kuhantarkan hanya pada perempuan yang sangat aku cintai. Begitu lamanya aku merasakan kerinduan tuk bertemu pada perempuan yang aku cintai. Yang kuharap bisa menuju mahligai kehidupan yang baru dipikul bersama. 

Akhirnya aku bisa bertemu dengan perempuan yang sangat kucintai. Lenyaplah kerinduan selama ini yang aku tahan. Sehingga ungkapan perasaan cinta kuhantarkan hanya padanya. Saat pertama aku berjumpa dengannya menjadi malu. Malu-malu menyatakan perasaan cinta. Imaji cinta yang begitu membius alam pikiranku.

Saat aku terikat cinta dengan dia setelah sekian lama, tiba-tiba dia berpaling dariku. Dia menikam diriku dari belakang. Dia berpaling dariku bersandar hatinya kepada laki-laki lain. Begitu amarah yang tak bisa kupendam. Hingga rapuh ikatan cinta aku dengan perempuan yang sangat aku cintai.

Hingga putuslah ikatan cinta dengan perempuan yang sangat aku cintai. Begitu bengis nan laknat dia telah mengkhianati perasaan cintaku yang sangat suci nan tulus mendalam. 

Taufan Rizka Purnawan