Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Eko Saputra
Ilustrasi perempuan (Pixabay).

Menghadapi peliknya dunia

Membawaku bernostalgia kembali

Ke masa remaja yang tak tergantikan

Yang tak terkalahkan

Yang tak terbantahkan

Ruang kelas dan bangku-bangku berantakan

Orang-orang yang datang penuh gairah

Jam kosong dan cinta pertama yang memabukkan

Mengenang semua itu menghanyutkanku

Dalam pusaran waktu yang tak ada habisnya

Kebahagiaan yang tak pernah dicari-cari

Kebahagiaan paling hakiki

Namun, hanya sesaat

Hanya sekelebat

Sebelum jam dinding menarikku kembali ke masa kini, ke menit ini

Memaksaku menghadapi hidup yang stagnan, waktu yang diam

Pekerjaan yang membosankan dan cinta yang tak lagi datang

Menghadapi suramnya dunia

Menyeretku kembali ke masa lampau yang gemilang

Yang terang benderang

Yang bertabur bintang gemintang

Malam yang tenteram, angin yang ramah, dan hening yang damai

Dunia yang luas, hujan yang berkah, dan gelap yang menenangkan

Mengingat semua itu menghanyutkanku

Dalam ingatan kecil yang samar-samar

Dalam sekilas kisah yang tampak buram

Ketenangan yang tak pernah dicari

Ketenangan paling hakiki

Namun, hanya sesaat

Hanya sekelebat

Sebelum detak jarum menarikku kembali ke hari ini, ke detik ini

Memaksaku menerima malam yang gelisah, angin yang pemarah, dan hening yang menyeramkan

Menerima dunia yang sempit, hujan yang tak baik, dan gelap yang menakutkan

Menghadapi rumitnya dunia

Menenggelamkanku ke dalam hari-hari yang payah

Jam demi jam yang berisi kelelahan, kesusahan, kesengsaraan

Menjerumuskan dalam lingkaran setan yang menjerat kuat

Dalam kegembiraan yang sementara

Dalam kebebasan yang membelenggu

Dalam kematian yang hidup

Dalam kehidupan yang mati

Dalam segala hal yang tak lagi bersahabat

Dalam segala sesuatu yang bermula dari keinginan dan berakhir dengan penyesalan

Tetapi waktu tak pernah ingin berjalan mundur

Dan luka-luka baru datang tanpa diundang

Dan lebam-lebam hinggap

Di sekujur badan yang rentan

Di ujung jari dan mata kaki

Di dada dan di dalam dada

Tetapi waktu tak pernah ingin berjalan mundur

Hanya aku dan segala kekhawatiran

Bersemayam di sela-sela ketakutan

Mencari tekad yang tersisa dari yang tersisa

Eko Saputra