Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dream Praire
Ilustrasi seorang gadis (Pixabay).

Pagi tiba dengan senyum kehangatan

Bersama kokok ayam-ayam yang bersahutan

Disambut Minah yang merasa kesiangan

Walau terburu-buru namun tetap dalam keriangan

Minah gadis kampung yang mulai dewasa

Mulai mengkhayalkan mimpi dan menjalin asa

Terbayang pada misteri di depan mata

Rasa penasaran dan cemasnya tak terlukiskan kata

Minah bermimpi suatu saat akan menginjak kota

Mencari cara agar keinginannya diakui sebagai cita-cita

Minah berkata ia akan menjadi pekerja kantoran

Berbaju rapi bak gambar politisi  di koran-koran

Minah kagum pada tetangganya yang bernama Nurlela

Yang sejak pindah ke kota berganti nama menjadi Ella

Orang tua Ella kerap berbagi kisah pada orang sekampung

Bahwa Ella telah sukses dan perjuangannya telah rampung

Diam-diam Minah ingin menjadi secantik Ella kelak

Walau tatkala bercermin Minah sadar telah kalah telak

Tetapi Minah tak peduli dan tetap menyimpan keyakinan

Bahwa nanti menjadi seperti Ella bukan sekedar keinginan

Minah tak jera bercerita tentang berbagai harapan

Juga semua rencana-rencananya di masa depan

Walau tiap kali Minah menceritakan impiannya

Teman- temannya serentak menertawakannya

Suatu hari kampung mendadak menjadi heboh

Berita disebar oleh orang bermulut ceroboh

Dikatakan bahwa Ella telah datang kembali

Berita biasa tapi entah mengapa seisi kampung peduli

Minah ikut-ikutan memasang telinga baik-baik

Berusaha mendengar cerita-cerita tentang Ella yang unik

Lalu wajahnya berupa menjadi putih pucat

Teriakannya membuat seekor kucing kaget terloncat

Kali ini berbeda karena Ella pulang tak sendirian

Ia membawa bayi mungil dalam gendongan

Ayah ibunya bertanya dengan bingung setengah murka

Ella tak tahu siapa ayah bayi bahkan tak mampu menerka

Minah termangu dan mendadak lesu

Tak ada kata-kata hanya membisu

Diam-diam ia bersimpuh di dalam kamar

Merobek semua rencananya lembar demi lembar

Borneo, Oktober 2021

Dream Praire