Peradaban Mesir kuno dikenal maju akan teknologinya pada masa itu. Ketika mereka sudah mampu membuat bangunan sebesar dan semegah Sphinx atau Piramida. Walaupun pada akhirnya cerita mengenai mahakarya ini menjadi bahan bagi kaum pecinta teori konspirasi.
Secara geografis peradaban Mesir kuno dibangun di daerah sekitar sungai Nil yang memiliki karakteristik daerah gurun. Hal ini mempengaruhi hasil bumi dan makanan mereka. Pastinya makanan mereka berbeda dengan kita yang berada di daerah tropis.
Hasil bumi yang dihasilkan oleh tanah Mesir diantaranya bawang merah, bawang putih, lentil (kacang-kacangan), lobak, selada dan timun. Makanan pokok mereka adalah roti yang dibuat dari gandum emmer.
Emmer banyak dibudidayakan oleh bangsa Mesir kuno. Emmer memiliki kandungan gizi yang cukup seimbang jika dibanding dengan jenis gandum yang lain. Emmer mengandung serat dan mineral yang tinggi dibanding dengan biji-bijian lain.
Tepung yang akan dibuat roti biasanya ditambah ragi, garam, dan rempah-rempah. Roti yang dibuat memiliki kandungan ragi yang lebih banyak daripada roti yang lain. Roti juga dapat dicampurkan dengan telur atau mentega. Roti juga bisa dibuat memiliki isian sayur atau dibuat manis dengan mencampurkan kurma atau madu.
Selain roti, bangsa Mesir kuno juga terbiasa meminum bir untuk menambah gizi mereka. Bir dibuat dengan cara menghancurkan roti ke dalam tong dan dibiarkan berfermentasi dengan air. Hasilnya akan berbentuk cairan keruh dan kental yang akan terlihat menjijikkan bagi kita, namun bir itulah yang mencukupi kebutuhan gizi para pekerja dan golongan bawah.
Pada golongan atas seperti pendeta dan keluarga raja, mereka mendapatkan nutrisi yang lengkap. Karena pada setiap menunya akan disajikan biji-bijian, sayuran, daging, dan olahan susu seperti keju dan mentega.
Walaupun mereka hidup di sepanjang sungai Nil, namun arkeolog menemukan bahwa mereka lebih banyak mengkonsumsi sayuran ketimbang daging. Sayuran liar banyak ditemukan, seperti seledri, batang papirus, dan bawang.
Tapi bukan berarti mereka tak mengenal tradisi berburu. Mereka biasa berburu hewan liar seperti kuda nil, bangau, rusa, dan hewan hewan kecil seperti landak. Berburu ikan dilakukan untuk persembahan, karena mereka memang menghargai sungai nil dan makhluk air.
Tentu saja sekarang Mesir tidak seperti itu lagi. Peradaban Mesir sekarang sudah banyak dipengaruhi oleh budaya baru dari penjajahan bangsa yunani, kerajaan islam, dan peradaban ottoman, sampai peradaban modern.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
10 Manuskrip Misterius Tak Bisa Diterjemahkan Hingga Kini, Simpan Rahasia Tentang Peradaban?
-
Mengenal Piramida Budaya Perkosaan, Dari Lelucon Bisa Berujung Pelecehan
-
Radar Canggih Tiongkok Deteksi Gelembung Plasma di Atas Piramida Mesir, Antisipasi Gangguan GPS?
-
HUT ke-79 DPR, Puan Bicara Soal Demokrasi Berkeadaban yang Berkedaulatan Rakyat
-
5 Rekomendasi Film Tentang Peradaban Mesir Kuno yang Penuh Unsur Mitologi
Ulasan
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Salaryman's Club: Anime Sports Kombinasi Olahraga dan Kehidupan Kantoran
Terkini
-
Tren Childfree di Indonesia Melonjak, Sejauh Mana Negara Hadir?
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berhak Pakai Nomor 1, Jorge Martin Pilih Ganti atau Tidak?
-
Meski Tidak Turunkan Skuat Terbaiknya di AFF 2024, Indonesia tetap Ancaman bagi Vietnam
-
Dibintangi Kim Soo Hyun dan Jo Bo Ah, Ini Jadwal Tayang Drama Korea Knock Off