Umat Hindu tengah merayakan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada tanggal 1 September 2021. Hari Raya Pagerwesi dirayakan setiap 210 hari sekali, pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta.
Pada Hari Raya Pagerwesi ini, umat Hindu memuja Sanghyang Pramesti Guru yaitu Dewa Siwa yang diyakini sebagai Guru dari Alam Semesta. Pemujaan akan dilakukan mulai dari sanggah atau Merajan di pekarangan rumah, pura Kahyangan Tiga hingga ke pura-pura besar seperti pura Kahyangan Jagat.
Hari Raya Pagerwesi sendiri memiliki makna perayaan yang begitu mendalam bagi umat Hindu. Selain melakukan persembahan dalam memuja Sanghyang Pramesti Guru, umat Hindu akan melakukan semedi atau menyucikan diri dan memohon anugerah ataupun kekuatan kepada Sanghyang Pramesti Guru sebagai seorang guru sejati di alam semesta ini.
Umat Hindu memohon agar Sanghyang Pramesti Guru memagari diri setiap umat-Nya dengan kesucian ilmu pengetahuan karena umat Hindu percaya bahwa ilmu pengetahuan adalah pagar utama dan sejati dalam kehidupan manusia.
Umat Hindu percaya bahwa pagar kehidupan yang paling kuat untuk melindungi diri adalah segala apapun ilmu yang berasal dari Sang Guru Sejati.
Guru Sejati tersebut adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dalam memeringati Hari Raya Pagerwesi ini, umat Hindu akan memuja Tuhan sebagai guru sejati. Menyerahkan diri kepada Tuhan, menghormati keberadaan Tuhan, memohon kepada Tuhan, dan memuji Tuhan sebagai guru alam semesta.
Dalam keyakinannya, umat Hindu percaya bahwa apabila kemiskinan moral dan material menghampiri manusia, maka moralnya akan mudah ambruk. Maka dari itu, Hari Raya Pagerwesi ini dirayakan sebagai pengingat bagi setiap diri manusia untuk berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang guru di alam semesta ini.
Dengan menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan berlindung kepada-Nya, maka manusia tersebut merupakan manusia bermoral tanpa kesombongan yang selalu ingat bahwa masih ada kekuasaan Tuhan yang keberadaannya jauh diatas pemahaman manusia.
Perayaan Hari Raya Pagerwesi ini sendiri memanglah berdekatan dengan Perayaan Hari Raya Saraswati, 4 hari sebelumnya. Hal tersebut berkaitan erat karena Pagerwesi merupakan Hari Besar Umat Hindu paling awal dalam kalendernya.
Hari Raya Saraswati merupakan hari besar yang jatuh pada akhir Wuku Watugunung. Hal tersebutlah yang membuat kedua hari besar tersebut dirayakan dalam waktu yang berdekatan oleh umat Hindu.
Sumber informasi:
Sejarah Hari Raya Pagerwesi di mantrahindu.com dan balitoursclub.net
Baca Juga
-
Indonesia Open 2025: Semifinal, Fajar/Rian Bersiap Lawan Juara All England!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Indonesia Open 2025: Laga Pembuka, Adnan/Indah Amankan Tiket Perempat Final
-
Indonesia Open 2025: Jadi Andalan, Dejan/Fadia Terhenti di Babak Awal
-
Indonesia Open 2025: Langkah Rinov/Pitha Terhenti di Babak Awal
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel I Will Blossom Anyway: Antara Keluarga dan Kebebasan Diri
-
Cerita Tentang Kutukan Keluarga dan Sihir Tua di Novel a Pinch of Magic
-
Kebun Mawar Situhapa, Menyaksikan Koleksi Bunga Hias dengan View Pegunungan
-
Perjalanan Seorang Ibu Tunggal Menemukan Cinta dalam Novel bertajuk Sawyer
-
Review Series The King of Pigs, Kisah Balas Dendam dari Luka yang Terpendam
Terkini
-
Bojan Hodak Soroti Pentingnya Adaptasi Bagi Pemain Baru, Ada Target Tinggi?
-
Timnas Indonesia U-17 Ikuti Laga Uji Coba, Mulai Serius Tatap Piala Dunia
-
Cara Merekam Layar MacBook Tanpa Aplikasi Tambahan: Gampang dan Ringan!
-
7 Cara Unik Biar Laptop Nggak Cepat Panas, Banyak yang Belum Tahu!
-
Kembali Dibintangi David Harbour, Film Violent Night 2 Tayang pada Desember 2026