Rahajeng Rahina Pagerwesi, Sejarah Hari Raya Pagerwesi bagi Umat Hindu

Munirah | Ina
Rahajeng Rahina Pagerwesi, Sejarah Hari Raya Pagerwesi bagi Umat Hindu
Ilustrasi Dewa Siwa. (Wikipedia)

Umat Hindu tengah merayakan Hari Raya Pagerwesi yang jatuh pada tanggal 1 September 2021. Hari Raya Pagerwesi dirayakan setiap 210 hari sekali, pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta.

Pada Hari Raya Pagerwesi ini, umat Hindu memuja Sanghyang Pramesti Guru yaitu Dewa Siwa yang diyakini sebagai Guru dari Alam Semesta. Pemujaan akan dilakukan mulai dari sanggah atau Merajan di pekarangan rumah, pura Kahyangan Tiga hingga ke pura-pura besar seperti pura Kahyangan Jagat.

Hari Raya Pagerwesi sendiri memiliki makna perayaan yang begitu mendalam bagi umat Hindu. Selain melakukan persembahan dalam memuja Sanghyang Pramesti Guru, umat Hindu akan melakukan semedi atau menyucikan diri dan memohon anugerah ataupun kekuatan kepada Sanghyang Pramesti Guru sebagai seorang guru sejati di alam semesta ini.

Umat Hindu memohon agar Sanghyang Pramesti Guru memagari diri setiap umat-Nya dengan kesucian ilmu pengetahuan karena umat Hindu percaya bahwa ilmu pengetahuan adalah pagar utama dan sejati dalam kehidupan manusia.

Umat Hindu percaya bahwa pagar kehidupan yang paling kuat untuk melindungi diri adalah segala apapun ilmu yang berasal dari Sang Guru Sejati.

Guru Sejati tersebut adalah Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dalam memeringati Hari Raya Pagerwesi ini, umat Hindu akan memuja Tuhan sebagai guru sejati. Menyerahkan diri kepada Tuhan, menghormati keberadaan Tuhan, memohon kepada Tuhan, dan memuji Tuhan sebagai guru alam semesta.

Dalam keyakinannya, umat Hindu percaya bahwa apabila kemiskinan moral dan material menghampiri manusia, maka moralnya akan mudah ambruk. Maka dari itu, Hari Raya Pagerwesi ini dirayakan sebagai pengingat bagi setiap diri manusia untuk berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang guru di alam semesta ini.

Dengan menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan berlindung kepada-Nya, maka manusia tersebut merupakan manusia bermoral tanpa kesombongan yang selalu ingat bahwa masih ada kekuasaan Tuhan yang keberadaannya jauh diatas pemahaman manusia.

Perayaan Hari Raya Pagerwesi ini sendiri memanglah berdekatan dengan Perayaan Hari Raya Saraswati, 4 hari sebelumnya. Hal tersebut berkaitan erat karena Pagerwesi merupakan Hari Besar Umat Hindu paling awal dalam kalendernya.

Hari Raya Saraswati merupakan hari besar yang jatuh pada akhir Wuku Watugunung. Hal tersebutlah yang membuat kedua hari besar tersebut dirayakan dalam waktu yang berdekatan oleh umat Hindu.

Sumber informasi:

Sejarah Hari Raya Pagerwesi di mantrahindu.com dan balitoursclub.net

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak