Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rizky Melinda Sari
Kelepon Buntut Bukhari (Instagram/Priyadi9442).

Jika sedang bekunjung ke Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tepatnya di daerah persimpangan menuju kubah Guru Sekumpul, wajib yang namanya mencoba jajanan bernama Kelepon Buntut Bukhari. Jajanan yang berbentuk bulat berisi gula merah dengan taburan parutan kelapa di sekelilingnya ini punya cita rasa yang manis dan lumer di mulut.

Harga yang Sangat Ramah di Kantong

Kelepon Buntut Bukhari dijual dengan cara yang cukup unik. Para penjual biasanya akan menjajakan Kelepon Buntut Bukhari di perempatan menuju kubah Abah Guru Sekumpul tepatnya di lampu merah.

Mereka akan mendatangi para pengendara motor serta mobil-mobil yang berhenti menunggu lampu merah sembari menjajakan Kelepon Buntut Bukhari. Kelepon disajikan dalam kotak dengan harga Rp 4.000,00 per bungkus. Jika hari sudah siang menjelang sore, para pedagang akan menjajakan panganan ini hanya seharga Rp 2.000,00 per kotaknya.

Kenikmatan yang Sempurna

Kelebihan Kelepon Buntut Bukhari dibanding kelepon lainnya, selain harganya yang murah, adalah tidak menggunakan pengawet, sehingga sangat aman untuk dikonsumsi. Hal ini juga lah yang membuat para penjaja Kelepon Buntut Bukhari lebih memilih menjajakan dengan harga murah ketika hari menjelang gelap, karena memang tidak berpengawet. Jadi, ketika Anda membeli Kelepon Bukhari di pagi hari, dapat dipastikan bahwa jajanan tersebut baru saja dibuat.

Teman di Perjalanan

Kelepon Buntut Bukhari ini selain memiliki rasa yang manis dan lumer di mulut, juga memiliki aroma yang harum dan khas, sehingga benar-benar membangkitkan selera makan. Para pengendara baik mobil maupun sepeda motor biasanya akan membeli Kelepon Buntut Bukhari ini untuk menemani melanjutkan perjalanan baik dari Banjarmasin maupun yang akan ke Banjarmasin. 

Lumer di Mulut

Semboyan yang terkenal untuk kue bulat berwarna hijau dengan aroma khas ini adalah pacah di ilat (Bahasa Banjar) yang artinya pecah di lidah. Semboyan ini benar-benar mewakili kenikmatan Kelelepon khas Martapura yang akan pecah dan lumer di lidah saat digigit.

Rasa manis dari gula aren atau gula merah yang keluar membanjiri mulut akan semakin nikmat saat disantap bersama dengan gurihnya taburan parutan kelapa yang mengelilingi permukaan Kelepon nikmat ini. 

Beragam Cara Penyebutan dan Keunikan dibalik nama 'Buntut'

Masyarakat Banjar khususnya Martapura memiliki penyebutan yang berbeda-beda terhadap jajanan khas setempat ini. Ada yang menyebutnya kelepon, klepon, atau bahkan kelelepon. Beberapa juga menyebutnya dengan kalalapun.

Salah satu ciri khas yang membedakan kelepon khas Martapura ini dengan kelepo di berbagai daerah lain adalah adanya nama 'buntut'. Jika dicermati lebih detail, bentuk kelepon tidaklah bulat sempurna, melainkan ada sedikit kerucut di salah satu sisinya.

Gula aren yang diisikan di dalam kelepon ini sedikit lebih banyak daripada kelepon lain, sehingga saat pembuatannya perlu dikerucutkan salah satu sisinya. Hal itu agar adonan kulitnya tidak mudah pecah. Kerucut yang sedikit menonjol inilah yang menyebabkan kelepon jajanan khas Martapura ini diberi nama Kelepon Buntut Bukhari. 

Cara Mendapatkan

Cukup dengan Rp 4000,00, Anda mendapatkan Kelepon Buntut Bukhari oleh-oleh Khas Martapura ini di perempatan lampu merah menuju Sekumpul. Kelepon Buntut Bukhari ini juga bisa didapatkan dengan mendatangi alamat di Jalan Kertak Baru Gang Berunai RT 002 Desa Pekauman, Kecamatan Martapura Timur, Kalimantan Selatan.

Bagi yang sedang berkunjung ke Banjarmasin dan masih memiliki banyak waktu untuk jalan-jalan, cobalah sekali-sekali berkunjung ke Marpura, menikmati sekotak Kelepon Buntut Bukari ini sembari berjalan-jalan santai di taman CBS (Cahaya Bumi Selamat) yang ada di Martapura.

Rizky Melinda Sari