Buku berjudul Peci Miring tulisan Aguk Irawan MN terbitan Javanica Banten pada September 2015 ini, merupakan novel biografi Presiden Republik Indonesia ke-4 sekaligus cucu pendiri NU, yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Nama Gus Dur terus saja mengucur bagai air zamzam. Beliau menjadi sumber kehidupan ribuan manusia yang tak pernah berhenti mengalir, tak pernah kering, sekaligus menyegarkan. KH Husein Muhammad menyebutkan bahwa Gus Dur adalah nama yang akan dikenang oleh rakyat Indonesia berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, dan untuk rentang waktu yang panjang. Meski beliau telah tiada dan telah diistirahatkan di ‘rumah’-Nya, beliau masih terus saja dikunjungi banyak orang setiap hari dan setiap jam, siang maupun malam, entah sampai kapan. Namanya masih disebut dan didoakan. Pesan-pesannya terus direproduksi dalam puisi, dalam senandung folklore, lagu-lagu rakyat.
Aguk Irawan MN juga mengucurkan penanya mengabadikan kisah Gus Dur lewat novel ini. Novel yang berisi kisah sederhana dari sosok Gus Dur sejak beliau dikandung hingga tumbuh. Kisah tentang kenakalannya, keusilannya, kecintaannya terhadap buku dan bacaan, kesukaannya terhadap humor dan canda, kesenangannya menyepi dan menyendiri, terutama ketika beliau kecil hingga remaja, yang mengantarkannya pada Gus Dur yang seperti kita kenal; Gus Dur yang humoris, yang sangat kritis, penuh kontroversi, nyeleneh, sederhana, sulit dipahami, dan begitu dicintai dan dirindui.
Kenapa novel ini diberi judul Peci Miring untuk menjawab pertanyaan ini, Aguk Irawan MN menyampaikan dalam kata pengantar bahwa peci yang seringkali dipakai Gus Dur dengan miring seakan-akan sudah lebih dari cukup untuk menyatakan bahwa Gus Dur memang orang yang ‘apa adanya’. Dari peci inilah novel ini diberi judul. Bukan untuk mengecilkan seorang tokoh besar dan ulama yang mustahil bisa dikecilkan dengan cara apapun. Bukan pula untuk menunjukkan rasa tak sopan dan tak senonoh di hadapan kebesarannya. Beliau dan peci miringnya adalah sebuah ikon tentang seorang hamba Tuhan yang diberkahi ilmu dan kebijaksanaan, tetapi tetap tambil bersahaja, sederhana.
Novel ini menuturkan sirah hayat (perjalanan hidup) Gus Dur sejak dalam kandungan, ketika lahir, masa anak-anak, saat sekolah, pada waktu mondok di pesantren, di bangku kuliah, dan seterusnya hingga mengarungi hidup yang merdeka di Eropa.
Aguk Irawan MN menuturkan sejarah hidup Gus Dur dengan detail dalam bahasa yang lincah dan jenaka tetapi menyimpan makna-makna keteladanan dalam banyak hal. Aguk Irawan MN menceritakan tidak hanya sekadar berdasarkan imajinasi, namun dibimbing oleh saksi hidup yang dekat dan mengenal Gus Dur. Selamat membaca!
Fathorrozi
Penulis lepas tinggal di Ledokombo Jember
Baca Juga
-
Vivo X Fold 5 Rilis Juli Mendatang, Diyakini Bakal Jadi HP Lipat Paling Ringan di Dunia
-
Apple iPhone 17 Series Siap Meluncur September 2025, Intip Spek dan Prediksi Harganya
-
Rilis Akhir 2025, Xiaomi 16 Menjadi Ponsel Pertama Pakai Chipset Snapdragon 8 Elite 2
-
Honor Pad 10 Resmi Meluncur, Tablet Tipis Usung Snapdragon 7 Gen 3 dan Baterai Jumbo
-
Huawei Pura 80 Segera Rilis, Inovasi Kamera Siap Bersaing dengan Smartphone Flagship Terbaru
Artikel Terkait
-
Nasihat Gus Dur Tentang Jabatan Dunia, Dalam Buku 'Gus Dur, Gus Mus dan Cak Nur'
-
Terpengaruh Ceramah Gus Dur, Buya Anwar Abbas Sampai Jual Rumah
-
Berpolitik buat Kemaslahatan Bukan Kekuasaan, Putri Gus Dur Bakal Tagih Ucapan Gus Yahya
-
Jadi Ketua PBNU, Gus Yahya Cium Tangan-Peluk Said Aqil, Yenny Wahid: Kemenangan Kita Semua
-
Klaim Kantongi 447 Suara, Gus Yahya: Banyak Muktamarin Berharap Ada Kepengurusan Baru
Ulasan
-
Curug Balong Endah, Pesona Air Terjun dengan Kolam Cantik di Bogor
-
Wonwoo SEVENTEEN Ungkap Pesan Cinta yang Tulus Lewat Lagu Solo 99,9%
-
First Impression Good Boy: Aksi Seru, Visual Keren, dan Cerita Bikin Nagih
-
Ulasan Don Quixote: Perjalanan Ksatria Gila dan Khayalannya
-
SHINee Ring Ding Dong: Anthem Ikonik K-Pop saat Cinta Datang Tak Diundang
Terkini
-
Jackson Wang Ungkap Rasa Sakit Jalani Hubungan Toksik di Lagu Hate To Love
-
Mainan Anak dan Stereotip Gender: Antara Mobil-mobilan dan Boneka
-
Sutradara Pastikan Doctor Doom Tak Muncul di Fantastic Four: First Steps
-
Jalan Panjang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Usai Kalahkan Tim China
-
Bukannya Membantu sang Tetangga, Arab Saudi Justru Lebih Pilih Bantu Timnas Indonesia