Hati merupakan hal yang urgen dalam diri setiap manusia. Hati manusia diibaratkan seperti seorang raja yang memiliki kuasa terhadap seluruh tubuh manusia. Sebagaimana diungkap Jamal Ma’mur Asmani dalam buku ‘Agar Hati Tidak Keras’ bahwa hati manusia adalah raja yang bisa menentukan merah dan hitam perilaku manusia. Jika hati manusia disinari dengan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang baik, perilaku manusia akan mengarah kepada kebaikan dan kebenaran. Namun, jika hati manusia dikuasai oleh nafsu dan kecintaan yang tinggi kepada dunia, sikap dan perilaku akan menampakkan kebencian kepada orang lain dan ketamakan yang berlebihan kepada harta dan kekuasaan yang tidak ada batasnya sampai ajal menjemput nyawa.
Oleh karenanya, setiap orang harus berusaha mendidik hatinya sendiri-sendiri agar perilakunya semakin baik dari hari ke hari. Pendidikan hati dalam buku ini dimulai dari proses menghilangkan segala penyakit yang membuatnya sempit, berduri, dan menyakitkan orang lain. Setelah hati kosong, barulah menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji sebagai ‘libasut taqwa’ (baju takwa). Barulah setelah itu memulai proses pendakian menuju hadirat Allah Swt. untuk menerima cahaya kebenaran, keilmuan, dan kasih sayang yang membuat hidup ini menjadi damai, bahagia, dan penuh manfaat (hlm. vi-vii).
Dr. Mustofa Al-Bugha dan Muhyidin Al-Mitsu dalam kitab ‘Al-Wafi fi Syarhi al-Arba’in al-Nawawiyyah’ menjelaskan macam-macam hati. Pertama, hati yang sehat (qalbun shahih). Kedua, hati yang kena penyakit (qalbun maridl). Hati yang sehat selalu dihiasi dengan sifat-sifat terpuji, seperti rida, tawakal, dan ‘taqarrub.’ Hati yang kena penyakit umumnya dihuni oleh berbagai macam penyakit kronis, seperti iri hati, sombong, pamer, cinta dunia, jabatan, dan lain-lain (hlm. 23).
Iri hati adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Iri atau hasud adalah perasaan ketika seseorang membenci saudaranya yang mendapat nikmat dan ingin kenikmatan hilang atau kembali kepadanya. Penyakit iri hati sangat berbahaya karena akan merenggangkan persaudaraan dan mendorong orang untuk melakukan langkah-langkah negatif guna menghilangkan kenikmatan yang ada pada orang lain (hlm 37-38).
Buruk sangka juga termasuk ke dalam penyakit hati yang harus selalu kita waspadai. Jamal Ma’mur Asmani menjelaskan, hati akan akan terasa sempit dan selalu dirundung duka ketika ada penyakit buruk sangka (negative thinking). Bagi orang yang punya penyakit ini, kebahagiaan ditentukan oleh orang lain, bukan oleh dirinya sendiri. Ketika orang lain tidak memenuhi obsesi dan ambisinya, amarahnya memuncak dan pikirannya dirasuki aroma dendam. Ia merasa harga dirinya dilecehkan dan direndahkan.
Orang yang sukses adalah orang yang bisa menentukan kebahagiaan hidupnya sendiri dengan cara pandangnya sendiri yang disebut berbaik sangka (positive thinking). Menurutnya, kebahagiaan hidup adalah jika bisa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya meskipun banyak manusia yang membencinya (hlm. 50).
Terbitnya buku ‘Agar Hati Tidak Keras’ layak diapresiasi dan bisa menjadi renungan bagi kita semua agar selalu waspada dengan hati kita. Jangan sampai hati kita dikuasai oleh penyakit-penyakit hati yang cepat atau lambat akan mencelakakan hidup kita.
Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.
Tag
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Descendent: Alien dan Studi Karakter Pria yang Takut Jadi Ayah
-
Ulasan My Life with the Walter Boys: Kisah Cinta Segitiga yang Bikin Dilema
-
Konsep Gelap Lagu SEVENTEEN 'Fear': Cinta, Luka, dan Toxic Relationship
-
Memahami Diri Sendiri: Sebuah Renungan untuk Berdamai dengan Masa Lalu
-
Ulasan Buku Hatimu Juga Butuh Pelukan, Quotes dari Seekor Beruang Penyembuh
Terkini
-
Merdeka untuk Bumi: Suara Anak Muda Menjaga Lingkungan di usia 80 Tahun RI
-
Sudah Menang 2 Kali, Denzel Washington Ngaku Tak Berambisi Raih Piala Oscar
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Makna Lirik Tabola Bale, Lagu Timur Viral yang Bikin Presiden Bergoyang
-
Mengapa Kisah Perempuan dalam Karya Sastra Selalu Syarat akan Luka?