Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Muhamad Firdaus | Sam Edy Yuswanto
Buku Kunci-Kunci Surga.[Dok/Samedy]

Buku berjudul Kunci-Kunci Surga yang ditulis oleh Ahya A. Sobari dan diterbitkan oleh Araska (2020) menguraikan panjang lebar perihal amalan-amalan yang bisa mengantarkan umat Islam ke dalam surga-Nya. Di antara amalan-amalan tersebut yakni mendirikan shalat lima waktu, menyambung ikatan tali silaturahmi, menjaga lisan, dan lain lain.

Kehidupan kita di dunia dan akhirat membutuhkan kenyamanan dan ketenteraman secara menyeluruh. Tenteram dan nyaman tentu tidak saja karena tekun beribadah, kekayaan berlimpah, pangkat yang dijabat, atau prestise di mata masyarakat. Hubungan baik dengan orang di sekeliling kita juga sangat menentukan. Allah menghadirkan silaturahmi di tengah-tengah kita sebagai terapi yang tepat dan akurat. Bila menghidupkan silaturahim sebagai kebiasaan, semua bentuk ganjalan, kebekuan, ketidakcocokan, bahkan dendam akan hilang. Ada empat keuntungan (sebagaimana pernah dijelaskan oleh Rasulullah Saw.) yang akan didapatkan ketika umat Islam mengamalkan silaturahmi, yakni; kecintaan orang lain, keluasan rezeki, umur panjang, dan surga (halaman 145).

Ahya A. Sobari menambahkan keterangan bahwa silaturahmi dalam konteks kekinian tidak hanya bisa dilakukan secara fisik. Saat ini sudah banyak alat silaturahim yang tersedia. Silaturahim bisa melalui surat, telepon, jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Bahkan, banyak orang yang sukses dalam bisnis justru karena memanfaatkan jejaring sosial sebagai alat silaturahim. Mereka tidak mempunyai kantor formal, hanya punya kendaraan, telepon seluler, faksimile, dan internet. Dari kamar tidurnya, mereka melakukan bisnis dengan omzet jutaan rupiah.  

Namun, meskipun silaturahmi bisa dilakukan secara virtual, yang namanya berkunjung secara langsung tentu akan lebih mempererat kekeluargaan. Karena berkumpul dan bertatap muka langsung dengan para kerabat akan lebih terasa kehangatannya. Lain soal bila kerabat kita bermukim di tempat yang sangat jauh, maka silaturahmi  secara online bisa menjadi salah satu pilihan agar hubungan kekeluargaan tetap terjaga dan tak sampai terputus.

Menjaga lisan juga termasuk ke dalam amalan yang dapat mengantarkan umat Islam menuju surga-Nya. Ahya A. Sobari menjelaskan, lisan orang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan berbicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan diam.

Ada satu nasihat berharga yang akan membuat kita tersadar betapa menjaga lisan itu teramat penting. Nasihat tersebut berasal dari ucapan (hadis) Rasulullah SAW., "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya berkata baik atau diam" (halaman 183). 

Bila kita merenungi hadist tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menjaga lisan dari mengucapkan kata-kata buruk yang dapat menyakiti orang lain adalah termasuk salah satu tanda atau bukti keimanan seorang muslim. Lewat buku Kunci-Kunci Surga ini semoga dapat membantu para pembaca untuk meningkatkan amalan ibadahnya sehingga kelak dapat meraih surga yang telah dijanjikan oleh-Nya.

Sam Edy Yuswanto