Ikhlas merupakan hal yang sangat penting ketika kita hendak melakukan amal kebajikan. Diterima atau ditolaknya sebuah amal kebaikan sangat bergantung dari ikhlas atau tidaknya kita saat melakukannya. Oleh karena itu mari kita berusaha untuk selalu ikhlas saat beramal. Jangan sampai kita capek-capek beramal tapi tak mendapatkan apa-apa karena tanpa disertai sikap ikhlas.
Bicara tentang definisi ikhlas, pakar tafsir Indonesia, Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata ikhlas yang terdiri dari huruf kha, lam, dan shad berarti membersihkan dan memperbaiki. Air bersih yang berada dalam sebuah wadah dinamai shafi atau murni. Saat sudah bercampur dengan sesuatu, maka bukan lagi air murni namanya.
Oleh karena itu, usaha memurnikan air bersih tersebut dinamai ikhlas. Air yang sudah dimurnikan dinamai khalish. Jadi ikhlas adalah upaya kita memurnikan niat yang terkadang sering bercampur dengan niatan-niatan lain. Allah menghendaki ibadah yang ditujukan kepada-Nya dibersihkan dari unsur lainnya (Berdagang dengan Allah Nggak Ada Ruginya, halaman 153).
Selain berbicara tengan ikhlas, dalam buku Berdagang dengan Allah Nggak Ada Ruginya yang ditulis oleh Syahrul ini juga membahas tema-tema lain yang menarik direnungi. Istigfar atau memohon ampunan dari-Nya misalnya, menjadi tema yang sayang untuk dilewatkan.
Banyak uraian tentang istigfar dari para ulama, salah satunya dari Syekh Islam Ibnu Taimiyah, “Istigfar ialah memohon maghfirah (ampunan). Ia termasuk jenis doa dan permohonan dan biasanya dibarengi dengan tobat. Istigfar diperintahkan oleh Allah. Namun, terkadang manusia bertobat tetapi tidak berdoa, dan berdoa tetapi tidak bertobat.”
Pada hakikatnya kita butuh istigfar, seperti layaknya kita butuh makan dan minum. Seandainya istigfar itu harus dibeli, pasti kita beli. Karena meminta ampun atas kesalahan kepada Allah adalah perkara yang sangat penting. Siapa yang bisa selamat dari dosa di setiap menit dan jam, yang kita lalui? Dan, salah satu sikap manusia bertakwa adalah selalu beristigfar saat tersadar dari perbuatan keji (Berdagang dengan Allah Nggak Ada Ruginya, halaman 55).
Terbitnya buku berjudul Berdagang dengan Allah Nggak Ada Ruginya (Quanta, 2017) ini dapat dijadikan sebagai bahan motivasi sekaligus renungan bagi umat Islam.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Stop Victim Mentality! Insights Akbar Abi dari Buku Berani Tidak Disukai
-
Lebih dari Sekadar Sensasi: 5 Film Romansa Dewasa dengan Cerita Mendalam
-
Review Buku Walau Jomblo Tetap Produktif: Menjadi Single Berkualitas dan Berprestasi
-
Kontroversial dan Bikin Naik Darah! Film Ozora Sukses Mengaduk Emosi
-
Ulasan Buku "What i Ate in One Year", Kuliner Dunia Yang Menakjubkan
Terkini
-
Acara Variety Musik G-Dragon 'Good Day' Dipastikan Lanjut ke Musim Kedua
-
Generasi Muda dalam Ancaman menjadi Pelaku dan Korban Bullying
-
The Great Flood Ungkap Ketegangan Park Hae Soo saat Selamatkan Kim Da Mi
-
Kenapa Gen Z Menjadikan Sitcom Friends sebagai Comfort Show?
-
Rating Meledak! Nam Goong Min Muncul di Drama Korea Dynamite Kiss usai Menghilang