
Bagi Gus Dur, humor tidak hanya dimaknai sebagai produk estetik untuk berinteraksi. Beliau juga menganggap humor sebagai alat strategi diplomasi, hal ini dibuktikan dengan perjalanan politik Gus Dur ketika menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Di dalam jagat humor, nama Gus Dur juga sering disebut-sebut sebagai maestro yang mampu merespons dan memproduksi lelucon segar, cerdas dan bernas. Di antara contoh humor Gus Dur yang bernas adalah ungkapan "Gitu Aja kok repot!"
Di dalam buku yang ditulis oleh Abu An’im pada 2014 terbitan Mu’jizat Jawa Barat ini, diurai tentang asal-usul ungkapan "Gitu Aja kok repot!". Ungkapan tersebut memang lekat dengan sosok almarhum Gus Dur. Ungkapan itu kerap mengalir tiba-tiba dan lancar dari Gus Dur, terutama saat berhadapan dengan masalah. Istilah itu terus semakin populer ketika beliau menjabat sebagai presiden selama 21 bulan pada tahun 1999 sampai 2001, dan seringkali beliau ungkapkan secara berulang-ulang di depan wartawan.
Pada halaman 10 di dalam buku ini, Abu An’im mengutip pernyataan Munib Huda Muhammad tentang ungkapan “Gitu Aja Kok Repot!”. Sebagai salah satu ajudan Gus Dur dan santri di Ciganjur sejak awal 1998, Munib terus mendampingi Gus Dur hingga beliau wafat pada akhir 2010.
Menurut Munib, ungkapan "Gitu Aja kok repot!" sebenarnya sudah sering dilontarkan oleh Gus Dur jauh sebelum menjabat presiden. Dalam pengetahuan Munib, Gus Dur seringkali memakai istilah itu dalam orasi-orasinya, ketika bertemu seseorang, atau dalam forum diskusi.
Lalu apa arti ungkapan "Gitu Aja kok repot!" itu? Munib menjelaskan bahwa ungkapan itu merupakan bentuk kepasrahan tingkat tinggi kepada Allah.
“Artinya, memang semua ini yang ngatur adalah Allah. Jadi, ini ungkapan tasawuf yang betul-betul diyakini dan dijalani oleh Gus Dur. Oleh sebab itu, selama hidup Gus Dur dikenal sangat nyaman, karena beliau melihat semuanya serba ringan,” ujar Munib.
Selain itu, putri Gus Dur, Ning Zanubah Arifah Chafsoh atau yang biasa dipanggil Ning Yenny Wahid, menyebut bahwa ungkapan itu berasal dari Yassir wa la tu’assir yang artinya permudahkanlah dan jangan dipersulit.
Oleh karena itu, Gus Dur tidak pernah mempersulit segala urusan. Setiap orang yang mengalami kesulitan, lalu datang kepada Gus Dur, pasti dibantu oleh beliau. Gus Dur dalam membantu seseorang tidak pernah memandang latar belakang, suku, ras, agama maupun golongan.
Baca Juga
-
Perjuangan Ibu demi Susu Anak dalam Buku Perempuan yang Berhenti Membaca
-
Ngobrol Santai Soal Pendidikan Indonesia dalam Buku Kopi Merah Putih
-
Kisah Mayat Mendatangi Kantor Media Massa dalam Buku Klop karya Putu Wijaya
-
Rekomendasi HP Android yang Dibekali dengan Baterai Besar, Kuat Temani Aktivitas Seharian
-
Cek Perbandingan Kamera Samsung Galaxy S24 Ultra dan Apple iPhone 15 Pro Max
Artikel Terkait
-
Diacuhkan Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam Justru Naik Harga
-
Ikuti Langkah AC Milan, Sporting CP Datangkan Pemain Timnas Indonesia?
-
Sering Dibandingkan, Kevin Diks atau Dion Cools yang Lebih Unggul saat Keduanya Bertarung?
-
4 Pemain Timnas Indonesia di Liga Inggris Musim Depan, Pascal Struick Jadi Nama Terbaru?
-
Gelandang Timnas Indonesia Nimbrung Unggahan Elkan Baggott, Tanda Main Bareng di Skuad Garuda?
Ulasan
-
Bucin Tanpa Batas, Intip Isi Hati Member SEVENTEEN Lewat Lagu 'Crush'
-
Unik, Simbolisme Lagu TWS 'If I'm S, Can You Be My N': Naksir Tapi Gengsi
-
Ulasan Novel Revisweet: Cinta, Revisi, dan Ambisi di Balik Dunia Penerbitan
-
Review Drama Korea Bergain: Kisah Impresif yang Dikembangkan dengan Masif
-
Review Film Joker: Folie a Deux, Film yang Manipulatif dan Tidak Konsisten?
Terkini
-
Setengah Musim di Oxford United, Ole Romeny Masih Kalah Bersaing! Sebuah Hal yang Wajar?
-
Kylie Cantrall Gandeng Yunah dan Minju ILLIT di Lagu See U Tonight
-
Sang Tendik, Perlukah Pendidikan Tinggi Mengejar Estetika Profesional?
-
5 Drama China Tentang Dinamika Kehidupan Pernikahan, Ada Drama Begin Again
-
Bergenre Action Komedi, Drama Korea Good Boy Umumkan Deretan Pemain