Bagi pencinta buku, reading slump bisa jadi situasi yang menjengkelkan. Ini adalah kondisi ketika seseorang kehilangan minat dan semangat membaca buku. Buku-buku yang biasanya bisa membangkitkan rasa antusias, memberi kegembiraan, dan aktivitas yang menyenangkan berubah jadi kegiatan yang membosankan dan tidak bergairah.
Tidak jarang seseorang tengah reading slump bisa menghindari segala hal yang berhubungan dengan buku bacaan. Bahkan mereka akan memaksakan diri untuk terus membaca barang satu atau dua buku.
Mulai dari buku tebal hingga novel dengan alur yang kompleks menjadi pelarian yang sia-sia karena tindakan ini justru berujung pemaksaan diri. Akibatnya, muncul dilema berkepanjangan antara keinginan untuk terus membaca buku atau berhenti sejenak dari aktivitas ini.
Dalam kondisi seperti ini, salah satu solusi yang patut dicoba adalah membaca buku anak. Buku ini yang kerap dipandang sebelah mata oleh orang dewasa karena isinya dianggap kekanakan, tidak sesuai dengan usianya, atau isinya tidak menantang.
Meski begitu, buku anak bisa menjadi alternatif bagi mereka yang tengah bergelut dengan kondisi kehilangan minat baca.
Buku anak yang terkenal ringan itu membawa kesederhanaan isi dan pembawaan yang menyenangkan sehingga cocok dibaca kala sedang bosan.
Umumnya buku ini ditulis dengan bahasa yang ringan, lugas, dan menghindari kalimat berbelit yang membuatnya mudah dicerna dan tidak memerlukan konsentrasi berlebih untuk memahami maksudnya.
Selain itu, buku anak selalu hadir dengan alur cerita yang tidak berbelit sehingga pembaca tidak perlu melewati serangkaian alur yang rumit atau konflik yang menjengkelkan. Hal ini tidak lepas dari situasi ketika pembaca jadi enggan membaca buku dengan isi yang kompleks.
Maka, ketika buku anak hadir dengan gaya penceritaan yang lugas, hal itu seperti pintu yang membawa pembaca kembali ke dunia literasi.
Satu lagi yang membuat buku anak menarik adalah visualnya yang eye catching. Buku anak selalu hadir dengan ilustrasi lucu dan warna-warni yang menyegarkan. Visual yang penuh warna bisa membangkitkan rasa ingin tahu dan memantik kembali kesenangan yang sempat hilang.
Ilustrasi juga berperan penting karena bisa membantu pembaca memahami maksud isi buku anak dengan lebih baik. Narasi-narasi yang dituliskan dalam kalimat akan divisualisasikan dengan gambar yang menarik sehingga pembaca semakin memahami maksud yang terkandung dalam suatu buku.
Meskipun tidak menutup kemungkinan kalau buku anak bisa hadir dengan metafora kehidupan, seperti dalam buku Le Petit Prince karya Antoine de Saint-Exupéry yang menceritakan tentang seorang pilot yang terdampar di gurun sahara dan bertemu dengan Pangeran Cilik dari planet lain.
Buku penuh imajinasi ini memang sekilas adalah buku anak-anak dengan kisah yang absurd. Namun, bagi orang dewasa, buku ini bisa memberi makna yang lebih dalam tentang eksistensi diri dan filosofi kehidupan.
Sesekali buku anak, seperti dongeng Nusantara, cerita Si Kancil, atau kisah Abu Nawas masih menarik untuk dibaca orang dewasa. Ketika reading slump hadir karena rasa bosan yang timbul dari rutinitas monoton, membaca dongeng tidak hanya bisa menumbuhkan kembali ketertarikan pada buku, tetapi ajang nostalgia masa kecil yang menyenangkan.
Membaca buku anak bukan berarti kita menurunkan standar literasi, melainkan sebagai pendekatan lembut ketika terserang kejenuhan.
Membaca buku itu ibarat kebutuhan konsumsi manusia yang tidak selamanya harus mengonsumsi makanan berat, tetapi sesekali harus mencicipi camilan ringan. Begitu pula kegiatan membaca merupakan salah satu upaya otak mengonsumsi pengetahuan yang sewaktu-waktu membutuhkan rehat lewat kegiatan yang ringan dan menyenangkan.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Aksara Sevanya: Drama Hidup Remaja dan Gejolak Cinta Segitiga
-
Ulasan Novel Wesel Pos: Sudut Pandang Unik tentang Hidup Masyarakat Urban
-
Potret Sosial di Balik Kisah Cinta Beda Ormas dalam Novel Kambing dan Hujan
-
Serba-Serbi Kisah Cinta dan Nostalgia di Buku Kumpulan Cerpen Jeruk Kristal
-
Problematika Remaja dalam Bingkai Sepak Bola di Novel Bandar Bola, Cuy!
Artikel Terkait
-
Book-Bosomed: Membawa Buku ke Mana-Mana Bukan soal Pamer
-
Reading Slump: Saat Buku Favorit Tak Lagi Menggugah Selera Baca
-
Ulasan Buku Kareem and Khaleel Finding Allah: Refleksi Lembut Soal Keimanan
-
Membaca Buku Nonfiksi Tak Harus Habis: Pilih yang Relate, Ambil yang Perlu
-
Jangan Malu Baca Buku di Tempat Umum: Normalisasi Membaca di Ruang Publik
Kolom
-
Memaknai Literasi Finansial: Membaca untuk Melawan Pinjol dan Judol
-
Manakah Lore yang Lebih Kaya Antara Lord of the Mysteries dan One Piece?
-
Diksi Pejabat Tidak Santun: Ini Alasan Pentingnya Mapel Bahasa Indonesia
-
Sejuta Penonton, Seharusnya Bisa Lebih untuk Film Nasionalisme yang Membumi
-
Komunitas Buku sebagai Safe Space: Pelarian dari Kegaduhan Dunia Digital
Terkini
-
Ulasan Novel Group: Perjalanan Christie Tate Menemukan Koneksi Emosional
-
Sinopsis Drama China Fell Upon Me, Tayang di iQIYI
-
Lembapnya Tahan Lama! 4 Toner Korea Hyaluronic Acid Bikin Wajah Auto Plumpy
-
Do What I Want oleh Monsta X: Rasa Bebas dan Percaya Diri Melakukan Apa Pun
-
Ulasan Novel Rumah Tanpa Jendela: Tidak Ada Mimpi yang Terlalu Kecil