Setelah sukses memikat pembaca lewat novel fantasi pertamanya, Lee Miye kembali hadir dengan seri kedua berjudul Return to the Dallergut Dream Department Store.
Sinopsis Return to the Dallergut Dream Department Store
Kali ini, kisah petualangan Penny di dunia mimpi berlanjut, dengan babak hidup baru yang lebih menantang dan penuh kejutan. Ia sekarang menjadi karyawan tetap setelah setahun bekerja di toko impian itu.
Status barunya itu membuat Penny mendapatkan akses me Distrik Perusahaan, tempat semua mimpi diproduksi.
Cerita dibuka dengan Penny yang menaiki kereta ekspres menuju distrik tersebut, membayangkan keindahan dan pesona ajaib yang menantinya.
Tapi seperti kata pepatah, tak semua yang tampak memesona benar-benar tanpa cela.
Distrik itu menyimpan sisi kelam yang selama ini tak pernah terpikirkan oleh Penny, tentang bagaimana mimpi-mimpi yang selama ini tampak indah ternyata bisa dimanipulasi demi kepentingan tertentu.
Ulasan Novel Return to the Dallergut Dream Department Store
Meski tema yang diangkat masih sama dengan seri sebelumnya, namun ada perkembangan cerita yang lebih dalam dari seri kedua Return to the Dallergut Dream Department Store ini.
Lee Miye menulis kisah di novel ini dalam bentuk bab-bab pendek dengan kisah yang berbeda-beda.
Namun di sini, dunia mimpi diceritakan lebih dalam. Pembaca bisa melihat bagaimana proses mimpi dibuat, bahan baku yang digunakan, hingga sistem di dalam dunia mimpi. Bagian ini terasa sangat menyenangkan ketika dibaca, serasa imajinasi kita sangat dimainkan.
Tak hanya itu, novel ini juga memperkenalkan tokoh-tokoh baru yang memberi warna lebih hidup dalam cerita. Beberapa karakter dari buku sebelumnya yang dulu hanya muncul sekilas, kini tampil lebih menonjol dan memberikan kontribusi penting bagi perkembangan cerita.
Penny sendiri mengalami perkembangan sebagai tokoh. Ia menjadi sosok yang lebih bertanggung jawab. Ia juga rajin mendengarkan keluh kesah orang lain. Bahkan ia berpikir untuk membuat pelanggan yang sudah lama jauh bisa kembali lagi.
Dunia fantasi yang ajaib disertai dengan masalah-masalah kerja yang sesuai dengan realita menjadikan novel ini unik.
Di balik kisah magis tentang mimpi-mimpi yang dijual, ada cerita soal target penjualan, strategi bisnis, hingga ide-ide kreatif untuk mempertahankan pelanggan.
Mungkin bagi sebagian orang, bagian tentang manajemen toko terasa terlalu sederhana. Tapi justru di situlah letak pesona novel ini. Kesinambungan antara dunia fantasi dan realita ini menjadikannya semakin menghibur.
Secara keseluruhan, nuansa novel kedua ini tak jauh berbeda dari pendahulunya. Suasana santai, imajinasi yang liar tapi tetap menenangkan, serta pesan-pesan kecil tentang harapan dan mimpi masih menjadi kekuatan utama yang dipertahankan Lee Miye.
Kalau kamu menikmati buku pertama, hampir bisa dipastikan kamu bakal betah juga dengan yang kedua ini.
Meski tidak membaca seri pertamanya, kamu masih bisa untuk membaca seri ini. Hanya saja mungkin akan lebih mendalami ceritanya jika kamu membaca dari seri pertamanya.
Tidak ada konflik besar atau plot twist yang mengejutkan. Kisah ini dituturkan dengan sederhana, lebih mengutamakan kehangatan dunia fantasinya yang lembut. Cocok sekali buat kamu yang sedang mencari bacaan ringan untuk dinikmati sebelum tidur.
Novel Return to the Dallergut Dream Department Store ini tetap berdiri kuat sebagai bacaan ringan, hangat, dan penuh imajinasi, cocok buat kamu yang butuh pelarian sejenak dari dunia nyata yang menyinukkan ini.
Kalian penggemar novel ini pasti juga penasaran dengan kelanjutan kisahnya.
Baca Juga
-
Buku I'm Not Lazy. I'm On Energy Saving Mode; Pelukan untuk Diri yang Kelelahan
-
The Blanket Cats: Novel Cozy yang Sayangnya Kurang Menyentuh
-
The Healing Season of Pottery: Menemukan Semangat Baru dari Studio Tembikar
-
Ulasan Novel The Convenience Store by the Sea, Kisah Hangat Toserba di Tepi Laut Jepang
-
Menu of Happiness; Lanjutan Kisah di Balik Sepiring Makanan Detektif Rasa
Artikel Terkait
-
Alunan Piano yang Menghubungkan Rasa Cinta dalam Novel A Song For Alexa
-
Ulasan Novel Story of My Life: Tawa, Luka, dan Harapan di Pennsylvania
-
The Healing Season of Pottery: Menemukan Semangat Baru dari Studio Tembikar
-
Ulasan Novel The Convenience Store by the Sea, Kisah Hangat Toserba di Tepi Laut Jepang
-
Novel Salah Asuhan: Hagemoni Kolonial, dan Keegoisan Pribumi
Ulasan
-
Buku I'm Not Lazy. I'm On Energy Saving Mode; Pelukan untuk Diri yang Kelelahan
-
The Blanket Cats: Novel Cozy yang Sayangnya Kurang Menyentuh
-
Saat "Bumi Cinta" Naik Layar: Mampukah MD Pictures Menjaga Magisnya?
-
Yang Doyan Musik Sini Kumpul! Reunian Bermusik dalam Film Blur - To the End
-
Buku Rahasia Napas untuk Ketenangan Hidup, Solusi Bagi yang Suka Cemas!
Terkini
-
Mauro Zijlstra Selangkah Lagi Bela Indonesia, Naturalisasi Hampir Rampung?
-
Gagal Pikat Penonton, Rating Film The Old Guard 2 di Rotten Tomatoes Jeblok
-
Spill Tur Dunia di Tahun 2026, BTS Bersiap Garap Album Baru di US
-
Sejarah Futsal: Olahraga Kecil dengan Dampak Besar
-
Pesut Mahakam: Nyawa Sungai yang Perlahan Menghilang