Siapa yang tak kenal dengan nama besar Kyai Haji Maimun Zubair? Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti mengenal sosok ulama kharismatik asal Sarang, Rembang Jawa Tengah tersebut. Kiprah beliau di berbagai bidang tentu sudah tak dapat diragukan lagi. Tak hanya dikenal sebagai ulama terpandang dan mumpuni dalam berbagai bidang ilmu agama, ulama yang dikenal masyarakat luas dengan panggilan Mbah Moen ini juga merupakan tokoh nasional yang nasehatnya seringkali dijadikan rujukan oleh para petinggi negeri ini dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi.
Dalam buku karya Ustadz H. Makmum Kholil ini diangkat secuil kisah yang berhubungan dengan Mbah Moen. Buku setebal 296 halaman ini mengulas sedikit perjalanan Mbah Moen yang mungkin belum diketahui oleh para santri, muhibbin atau masyarakat secara umum. Secara garis besar, buku ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama mengulas mengenai biografi Mbah Moen, mulai dari kelahiran, hingga kisah mbah Moen muda ketika mencari ilmu. Selain itu, di bagian pertama dari buku ini juga dijelaskan dua hal penting yang melekat dalam diri Mbah Moen, yakni silsilah Mbah Moen dan juga sanad keilmuan yang dimiliki oleh Mbah Moen.
Dalam silsilah yang dijabarkan dalam buku ini, dari garis ayah, Mbah Moen yang merupakan putera dari Kyai Zubair, memiliki garis sambung lurus hingga Sunan Giri, salah satu penyebar agama islam di Indonesia (terutama di Pulau Jawa) dan juga merupakan salah satu anggota Wali Songo. Sementara garis silsilah dari pihak ibu, Mbah Moen memiliki garis keturunan hingga ke Mbah Maulana (dikenal dengan nama Mbah Lanah), seorang bangsawan Madura yang tergabung dalam pasukan Pangeran Diponegoro dalam perang Jawa yang berlangsung tahun 1825-1830.
Sedangkan untuk sanad keilmuan yang dimiliki oleh beliau, dijabarkan dengan runut, mulai dari Kyai Zubair, Kyai Dahlan, Mbah Faqih Maskumambang, hingga ke para sahabat dan Rasulullah Muhammad SAW. Dalam dunia keilmuan islam, terlebih bagi kalangan Nahdliyyin keruntutan sanad keilmuan menjadi hal yang sangat penting. Sehingga ilmu yang dimiliki tidak terputus dan dapat dipertanggungjawabkan asalnya. Hal ini juga untuk menghindari penafsiran liar atau bahkan salah tafsir dalam memahami suatu ilmu, sehingga pada akhirnya membuat ummat menjadi bingung.
Sementara di bagian kedua, kita akan diajak untuk menyelami berbagai kisah kemuliaan Mbah Moen. Dalam bagian kedua ini kita akan disuguhkan berbagai pandangan Mbah Moen dalam hal social, kemanusiaan, sejarah, hingga nukilan-nukilan ceramah nan penuh hikmah yang pernah disampaikan oleh Mbah Moen dalam pengajian terbuka atau kepada santri-santrinya.
Ingin menyelami secuil pemikiran-pemikiran Mbah Moen melalui buku ini?
Baca Juga
-
FIFA Puskas Award 2025: Banyak yang Cetak Gol Serupa, Mengapa Lesakan Rizky Ridho Istimewa?
-
Kuasai Oxford United, Semoga Erick Thohir Tak Blunder Seperti di Inter Milan dan Timnas Indonesia
-
FIFA Puskas Award 2025: Maaf para Culers, Gol Lamine Yamal Sejatinya Tak Terlalu Istimewa!
-
Dikalahkan Mali, Indra Sjafri dan Anak Asuhnya Belum Juga Belajar dari Kesalahan Terdahulu
-
Kembali Jebol Lewat Sundulan, Mengapa Tim yang Diasuh Indra Sjafri Lemah di Bola-Bola Atas?
Artikel Terkait
Ulasan
-
Mengenal Tembang Asmaradhana, Simbol Cinta Mendalam Bagi Masyarakat Jawa
-
Mercusuar Cafe & Resto: Spot Foto Magical ala Negeri Dongeng di Bandung!
-
Cinta Tulus di Penghujung Ajal, Film Sampai Titik Terakhirmu Sedih Banget!
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
Terkini
-
FIFA Puskas Award 2025: Banyak yang Cetak Gol Serupa, Mengapa Lesakan Rizky Ridho Istimewa?
-
Krisis Empati: Mengapa Anak-Anak Tidak Lagi Tahu Caranya Berbelas Kasih?
-
Tak Mau Indonesia Gagal, Presiden Prabowo Soroti Peran Penting Pendidikan!
-
Allday Project Ajak Kita Nikmati dan Rayakan Hidup Lewat Lagu One More Time
-
Kuasai Oxford United, Semoga Erick Thohir Tak Blunder Seperti di Inter Milan dan Timnas Indonesia