Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rozi Rista Aga Zidna
Buku Yuk, Ibadah di Dumay! (Dok.Pribadi/Fathorrozi)

Kaum muda zaman sekarang akan malu bila disebut ketinggalan zaman atau tidak gaul. Untuk menjaga image itu, mereka akhirnya ikut-ikutan terjun ke dunia maya, membuat akun Facebook, Instagram, dan Twitter. Tidak jarang dari mereka membuat blog pribadi untuk mengekspresikan dirinya lewat tulisan. Banyak pula di antara kaum anak muda yang mengekspresikan dirinya di Youube.

Sungguh tidak elok jika dunia maya hanya digunakan untuk mengumbar kegalauan semata. Buat apa berjam-jam nongkrong di dunia maya, menulis status, serta berkicau yang tidak manfaat dan tidak jelas juntrungnya. Sekarang, kebiasaan itu mesti kita rubah, atau bongkar sekalian. Kini saatnya kita unjuk kebolehan bahwa kita sebagai remaja bukan hanya gaul, tetapi juga unggul.

Nah, di dalam buku yang berjudul Yuk, Ibadah di Dumay! yang ditulis oleh Abdul Cholik terbitan PT Elex Media Komputindo 2015 ini, dijelaskan tentang kiat seorang anak muda bisa mendapat predikat gaul, unggul, dan berkualitas dalam memanfaatkan dunia maya. Penulis buku ini dengan cerdas memberikan solusi pada kondisi seperti ini untuk menyadarkan para pemuda agar tak hanya bisa berkreasi dan berekspresi melalui dunia maya, tetapi juga dapat menjadikannya sarana ibadah yang cukup menyenangkan.

Beribadah di dunia maya tidak harus menjadi seorang ustaz, tetapi semua orang berpotensi untuk beribadah di dunia maya. Lebih-lebih dunia maya sekarang telah menjadi bagian dari gaya hidup yang tidak dapat terpisahkan dari kita. Namun, sayangnya masih banyak yang belum bisa memanfaatkannya dengan baik dan bijak.

Dalam buku ini, Abdul Cholik mengidentifikasi karakter setiap media di dunia maya dengan bahasa yang lincah dan memikat serta gamblang. Maka, tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak membaca buku ini jika ingin unggul dan memetik berjuta hikmah dan keuntungan dari dunia maya.

Pada halaman 2, Abdul Cholik menjelaskan secara gamblang apa itu Remaja Gaul? Ia menulis bahwa pada mulanya kata “gaul” sering dikaitkan dengan kata pergaulan dan bergaul. Remaja yang tidak memiliki sahabat dan suka menyendiri bisa disebut kurang pergaulan. Bila seorang cewek cantik yang diajak ngobrol teman-temannya, tetapi ternyata pembicaraannya tidak nyambung, maka ia juga layak dianggap tidak gaul.

Kini arti itu sudah berkembang lebih jauh lagi. Kehidupan ABG (Anak Baru Gede) banyak diwarnai dengan istilah, bahasa, tulisan, penampilan, serta prilaku yang dianggap gaul. Jika tidak pacaran, dianggap tidak gaul. Jika punya sepeda motor tapi knalpotnya tidak memekakkan telinga, juga disebut tidak gaul. Jika rambutnya tidak bergaya mohawk, juga dikatakan jauh dari gaul. Apakah hanya berdasarkan penampilan lalu kita disebut remaja gaul? Saya kita tidak. Tidak, Kisanak.

Rozi Rista Aga Zidna