Apakah kamu menyukai jenis buku yang bisa menemanimu beristirahat di akhir pekan sambil menikmati teh hangat kesukaan? Maka buku ini bisa jadi pilihanmu!
"Kita sesungguhnya adalah makhluk sederhana. Makanan, tempat tinggal, pakaian, dan hubungan dengan sesama manusia adalah semua yang kita butuhkan untuk hidup bahagia. Tumbuh - tumbuhan untuk bahan makanan tumbuh secara sederhana dan alami. Tempat hunian cukuplah bangunan beratap sederhana. Pakaian cukuplah lembaran kain. Hubungan sederhana memungkinkan kita menikmati kebersamaan satu sama lain tanpa harus menyematkan harapan yang berlebihan."
Begitulah kalimat pengantar pada buku yang ditulis oleh Leo Babauta ini. Buku ini akan menjadi panduan bagi pembacanya untuk hidup dalam kesederhanaan. Dalam buku ini, penulis memiliki gagasan tentang menjalani hidup dengan mudah yang tentunya sudah diterapkan dan dipelajari oleh penulis.
Menurut penulis, kita sering kali menambahkan kebutuhan yang dibuat - buat, misalnya karir, barang - barang mahal, media sosial dan gaya hidup, sehingga membuat hidup kita terasa lebih sulit dan rumit.
Padahal sebetulnya menjalani hidup itu sangatlah mudah. Kebutuhan sejati adalah kebutuhan sederhana, begitu kata penulis. Kebutuhan dasar kita sebenarnya sedikit, yakni makanan, pakaian, tempat tinggal, dan hubungan dengan orang lain. Itu saja. Kebutuhan - kebutuhan tersebut menjadi rumit karena status sosial. Yang dimana status sosial seolah diukur dari seberapa mahal makanan yang kita makan, seberapa mahal pakaian yang kita kenakan, dan seberapa mewah rumah yang kita huni.
Dalam hal ini, penulis bukan bermaksud mengajak kita untuk kembali ke masa kehidupan seperti manusia gua, yang dimana hidup hanya sekadar pemenuhan sandang, pangan, dan papan, tetapi yang hendak beliau sampaikan adalah penting bagi kita untuk memperhatikan apa yang memang perlu dan apa yang hanya dibuat - buat. Ketika kita menyadari bahwa sesuatu tersebut hanyalah kebutuhan yang sebetulnya nggak penting - penting amat, kita bisa memilih untuk mengesampingkan kebutuhan itu. Jangan malah mempersulit diri dengan melakukan upaya yang berlebihan demi keinginan yang melebihi batas kemampuan kita.
Lalu apa yang menarik dari buku ini?
Di masa sekarang yang dimana kehidupan dan pencapaian orang lain bisa kita lihat dengan mudah di media sosial, membuat kita mudah sekali membanding - bandingkan hidup kita dengan orang lain, merasa hidup kita begini - gini saja, tidak ada pencapaian, alhasil membuat kita ingin melakukan sesuatu yang lebih dan lebih, ibaratnya kalau tidak bergerak selangkah saja, kita merasa tertinggal. Hal ini akhirnya membuat kita stres jika tidak melakukan apapun, merasa cemas dengan masa depan dan berujung overthinking.
Buku ini setidaknya memberi pencerahan untuk berhenti menakar nilai kita dengan pencapaian kita.
Dalam buku ini, saya menyukai bagian "Tidak Mematok Harapan", saya setuju dengan apa yang dikatakan penulis bahwa ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan, kita akan merasa stres, frustrasi, kecewa, marah, dan jengkel, sumber dari perasaan tersebut adalah karena satu hal yaitu ekspektasi. Maka dari itu, penting bagi kita untuk tidak menaruh ekspektasi yang tinggi dalam hal apapun.
The Effortless Life, memberi pandangan bahwa hidup tidak sesulit itu, hidup itu mudah. Untuk menemukan kata "cukup", kita hanya perlu menjalani hidup apa adanya. Tapi untuk mengamalkan buku ini bisa dibilang susah susah mudah. Mudah karena dalam buku ini kita hanya diminta untuk melakukan sesuatu yang perlu dan mengesampingkan yang tidak penting, dan susah karena selama ini kita sudah terbiasa menetapkan rencana dan tujuan yang jelas, kita juga masih ingin memenuhi ekspektasi kita terhadap diri kita sendiri, yang kadang membuat kita kecewa karena ekspektasi tak sesuai realita.
Saya rasa, buku ini bukan bermaksud mempengaruhi kita untuk tidak melakukan apapun dalam hidup. Melainkan, buku ini memberi ruang kepada pembaca untuk bernapas sejenak, memberi panduan untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran dan penuh perhatian.
Buku ini menyarankan kepada pembaca untuk bertindak lebih santai, tidak tergesa - gesa dalam melakukan aktivitas, tidak mematok rencana dan tujuan yang tetap, tidak berekspektasi terlalu tinggi. Ibaratnya ya let it flow aja lah ya, biarlah hidup seperti air mengalir.
Intinya hidup itu dijalani, dinikmati, dan disyukuri ya!
Biodata buku
Judul : The Effortless Life
Penulis : Leo Babauta
Penerbit : Shira Media
Tebal : 100 halaman
Tahun terbit : 2021
Baca Juga
-
Segera Tayang, Intip Sinopsis dan Pemain Film Sinden Gaib!
-
Sinopsis dan Pemeran Serial 'Griselda', Kisah Nyata Wanita Gembong Narkoba!
-
Sinopsis Captivating The King, Kisah Cinta Raja dan Seorang Mata-Mata!
-
3 Alasan Kamu Wajib Nonton 'A Shop for Killers', Drama Korea Penuh Misteri!
-
Sukses Perankan Cho Sam Dal, Ini 4 Drama Korea yang Dibintangi Shin Hye Sun!
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Jack Ma Karya Adhani J. Emha: From Zero to Hero
-
Menggali Potensi Diri Lewat Buku 10 Jalan Memahami Diri Sendiri
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
Ulasan
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Ulasan Novel Quatre Karya Venita Beauty: Memilih Antara Mimpi Atau Realita
-
Selalu Best Seller, 3 Buku Ini Gak Pernah Nangkring di Event Cuci Gudang
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Doyoung NCT 'The Story': Ceria Hidup Layaknya Healing dan Pelukan Hangat
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!