Kedewasaan seseorang ditentukan dari pendidikan dan pengalamannya. Tak ada batasan usia agar seseorang menjadi dewasa. Anak-anak juga bisa diajarkan menjadi dewasa sejak dini. Sebagaimana Sayyidina Ali ketika mendidik anak-anaknya, beliau selalu mengajarkan putra-putranya untuk berpikir dewasa. Tujuannya agar anak bisa bersifat lebih mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orangtua (Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib, halaman 144).
Kita tentu tahu dan memahami, bahwa anak adalah anugerah Tuhan yang tak boleh disia-siakan. Kehadiran seorang anak dalam sebuah rumah tangga akan mendatangkan keberkahan. Tinggal bagaimana orangtua merawat dan mendidiknya hingga anak tumbuh menjadi manusia dewasa yang berbakti kepada kedua orangtuanya. Baik dan buruknya anak sangat bergantung cara pendidikan yang diberikan oleh orangtua masing-masing.
Yusuf R. Rahman menjelaskan, setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Namun, anak bisa berubah dari fitrahnya karena didikan orangtuanya yang kurang maksimal atau karena lingkungan di sekitar yang tidak mendukung. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. yang terkenal, disebutkan bahwa fitrah anak bisa berubah di tangan kedua orangtuanya. Ini sangatlah benar karena orangtua adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak. Peran orangtua sebetulnya adalah yang paling penting dalam pendidikan anak. Karena itu, tidak benar jika ada orangtua yang berpendapat bahwa pendidikan anak-anaknya sudah cukup dilakukan di sekolah saja.
Disadari atau tidak, orangtua sering kali memandang perannya bagi anak sebagai hal mutlak. Seolah orangtua adalah penentu masa depan anak. Terkadang kita menginginkan anak-anak menjadi sosok seperti diri kita. Kita menginginkan agar anak berdiri tepat dibayang-bayangi tubuh kita. Padahal, tak seharusnya orangtua memaksa anak untuk menjadi seperti dirinya, kecuali bagi anak yang memiliki bakat seperti orangtuanya.
Alangkah lebih bijak jika orangtua membebaskan untuk menentukan masa depannya sendiri. Sayyidina Ali pernah berkata, "Janganlah engkau memaksakan anak-anakmu sesuai dengan pendidikanmu. Sebab, mereka sesungguhnya diciptakan untuk zaman yang bukan zamanmu" (Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib, halaman 129-131).
Terbitnya buku berjudul Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib (Diva Press, 2014) karya Yusuf A. Rahman ini bisa menjadi tambahan bacaan yang bermanfaat sebagai bekal orangtua mendidik anak-anaknya.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Keadilan: The Verdict, Kasus Korupsi Diungkap Tanpa Ampun!
-
Ulasan Film Korea Firefighters: Sajikan Kisah Heroik Para Pemadam Kebakaran
-
Review Film The Ghost Game: Ketika Konten Berubah Jadi Teror yang Mematikan
-
Review Film Pangku: Hadirkan Kejutan Hangat, Rapi, dan Tulus
-
Jarak dan Trauma: Pentingnya Komunikasi Efektif dalam Novel Critical Eleven
Terkini
-
Bukan Emas, Erick Thohir Ungkap Target Timnas Indonesia di SEA Games 2025
-
Jennifer Coppen Sentil Haters usai Raih Penghargaan di TikTok Awards 2025
-
Raisa Kabur dari Wartawan di AMI Awards, Alasannya Bikin Netizen Ngakak!
-
Ungguli Severance Season 2, Debut Tayang Pluribus di Apple TV Pecah Rekor
-
Bye Jerawat! 4 Acne Moisturizer Salicylic Acid Harga Pelajar Rp40 Ribuan