Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy Yuswanto
Buku Jadilah Istri Penghuni Surga Dunia dan Akhirat.[dok. pribadi/samedy]

Saya yakin, memiliki rumah tangga harmonis menjadi dambaan setiap orang. Namun realitasnya, tak semua orang bisa meraih kehidupan yang harmonis dengan pasangannya. Alih-alih, justru yang terjadi percekcokan, tak ada yang mau mengalah, dan setiap masalah yang ada bukannya terselesaikan tapi malah memunculkan masalah lain.

Seyogianya, orang yang sudah hidup berumah tangga harus berusaha memahami tanggung jawab masing-masing dan berusaha menjalankannya dengan penuh rasa ikhlas, sabar, dan berharap mendapat keridaan dari Allah Swt. Ingatlah bahwa tujuan menikah sejatinya adalah untuk beribadah. Jangan lupa senantiasa berdoa, memohon pada-Nya agar segala persoalan yang datang dalam kehidupan rumah tangga dapat terselesaikan dengan baik, tanpa diwarnai adu mulut atau pertengkaran.

Rumah tangga yang harmonis dapat ditandai oleh beberapa hal. Salah satunya adalah saling terbuka dan jujur. Berkata jujur merupakan salah satu syarat utama dalam mempertahankan rumah tangga dari masalah. Oleh karena itu, berbohong tidak dibolehkan, apalagi dalam rumah tangga. Sebab, berbohong adalah perbuatan tercela yang akan merugikan diri sendiri, bahkan orang lain. Berbohong juga merupakan salah satu ciri-ciri orang munafik (Jadilah Istri Penghuni Surga Dunia dan Akhirat, halaman 133).

Cemburu termasuk hal yang wajar dan manusiawi yang biasa dialami oleh setiap pasangan suami-istri. Suroso, dalam buku “Jadilah Istri Penghuni Surga Dunia dan Akhirat” menjelaskan, cemburu merupakan salah satu tanda cinta terhadap lawan jenis. Bahkan, rasa cemburu menjadi bumbu dalam bercinta. Ada pula remaja yang mengatakan bahwa jika tidak cemburu bukan cinta namanya. Rasa cemburu cenderung dijadikan tolok ukur kemampuan seseorang dalam mencintai dan menyayangi pasangannya. Namun, perlu disadari bahwa rasa cemburu juga memiliki efek yang buruk jika berlebihan, terlebih bagi pasangan suami-istri.

Rasa cemburu yang berlebihan akan menjadikan rumah tangga berantakan. Keindahan dalam rumah tangga sedikit demi sedikit akan berkurang. Bahkan, komunikasi antara suami dan istri akan mengalami kemunduran yang sangat besar. Hal tersebut karena pasangan suami-istri tidak saling mempercayai satu sama lain. Oleh karena itu, cemburu yang berlebihan harus dihindari. Terlebih lagi, ketika suami jarang berada di rumah, istri harus menahan rasa cemburunya (Jadilah Istri Penghuni Surga Dunia dan Akhirat, halaman 152). 

Buku "Jadilah Istri Penghuni Surga Dunia dan Akhirat" semoga dapat menjadi bahan renungan bagi para suami-istri yang mendambakan rumah tangganya harmonis, bahagia dunia dan akhirat.

Sam Edy Yuswanto