Sosok pejuang ini mungkin jarang terdengar bagi generasi milenial kini. Nama K'tut Tantri, dikenal sebagai salah seorang pejuang Republik Indonesia berkebangsaan asing. Beliau lahir di Skotlandia pada 19 Februari 1898, dengan nama Muriel Stuart Walter dan tinggal menetap di Amerika Serikat. Pada usia 34 tahun, ia memutuskan untuk tinggal di Bali, karena terpukau dengan budaya dan keindahan alamnya.
Ketertarikannya kepada Bali, pada awalnya karena terpesona dari film yang ditontonya, Bali The Last Paradise. Otobiografi yang mengisahkan mengenai petualangannya di Indonesia, kemudian ia tuliskan dalam buku berjudul Revolt In Paradise atau Revolusi di Nusa Damai. Selama di Bali, ia diangkat sebagai anggota keluarga Kerajaan Klungkung.
Sementara, nama K'tut Tantri ia dapatkan selama menjadi keluarga Kerajaan. Selama hidupnya, ia adalah sosok yang sangat tekun dalam bidang jurnalisme. Bahkan kala itu, media-media asing, mengenalnya dengan nama Surabaya Sue. Karena terlibat aktif dalam kampanye mempertahankan kemerdekaan Indonesia bersama Bung Tomo di Surabaya.
Tepatnya, selama pertempuran 10 November 1945 terjadi. K'tut Tantri adalah sosok utama dibalik berita-berita perjuangan yang mengudara hingga ke luar negeri. Tentu saja hal ini karena kemahiran ia dalam berbahasa asing. Suatu hal yang sangat menguntungkan pihak Republik, selama berjuang kala itu.
Dunia menjadi tahu, bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia juga didukung oleh jurnalis-jurnalis dunia. Selama Jepang berkuasa, ia berhasil keluar dari Bali, dan tiba di Surabaya, untuk segera bergabung dengan para pejuang bawah tanah disana. Walau akhirnya ia berhasil ditangkap oleh Polisi Rahasia Jepang.
Beliau nyaris dieksekusi oleh Jepang ketika itu. Karena kesehatannya yang memburuk, maka dikirimlah ia ke rumah sakit untuk pemulihan, hingga kabar mengenai kemerdekaan Indonesia didengarnya di bangsal perawatan. Keteguhan sikapnya selama menghadapi Jepang, akhirnya membuat Bung Tomo memperkenankan dirinya untuk bergabung bersama BPRI.
BPRI atau Barisan Pemberontakan Republik Indonesia pimpinan Bung Tomo, adalah salah satu elemen bersenjata yang paling aktif selama pertempuran Surabaya berlangsung. Suaranya melalui corong radio, setiap malam mengudara untuk membangkitkan semangat juang para pejuang di Surabaya dan sekitarnya. Hingga ke wilayah lainnya, tergantung kekuatan sinyal radio kala itu.
Hingga suatu ketika, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan ke Jogjakarta. Ia turut serta dalam kampanye menentang Agresi Militer Belanda yang gencar menyerang Republik. Selama masa itu, ia sempat berkomunikasi dengan Tan Malaka yang hendak melakukan rapat Persatuan Perjuangan di Solo.
Kepergiannya ke Singapura dan Australia selama masa mempertahankan kemerdekaan, bertujuan untuk mengkampanyekan gerakan solidaritas internasional bagi kemerdekaan Indonesia. Dari aktivitasnya itu, ia kemudian mendapatkan julukan Surabaya Sue.
Pada tanggal 27 Juli 1997, K'tut Tantri meninggal di Sidney, Australia. Berkat jasa-jasanya, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra Nararya kepadanya pada November 1998. Sesaat sebelum kremasi, terbentang bendera Indonesia beserta lembaran kain putih dan kuning khas Bali terhampar di peti matinya.
"Aku akan tetap dengan rakyat Indonesia, kalah atau menang. Sebagai perempuan Inggris, barangkali aku dapat mengimbangi perbuatan sewenang-wenang bangsaku, dengan berbagai jalan yang aku bisa". Kutipan inilah yang selalu ia kemukakan dihadapan publik Internasional. Semoga abadi perjuangan kemanusiaan, melalui jalan jurnalisme seperti apa yang telah diperjuangkan K'tut Tantri.
Tag
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Pejabat AS Tegaskan Belum Ada Keputusan Final soal Gencatan Senjata Israel dengan Hizbullah
-
Scott Bessent Ungkap Rencana Pemotongan Pajak Besar-besaran di Pemerintahan Donald Trump
-
1 dari 3 Remaja Yahudi Amerika Dukung Hamas, Ungkap Studi Israel
-
Usai Terpidana Mati Mary Jane, 5 Napi Anggota 'Bali Nine' Dipertimbangkan untuk Dipindahkan ke Australia
-
Konsep Pidana di Indonesia Berubah Jadi Alasan 5 Anggota Bali Nine Akan Dipulangkan
Ulasan
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Review Film The Burial, Kisah Nyata Pengacara yang Menemukan Sahabat Sejati
-
Calvin Verdonk Ungkap Pengalaman Berkesan di Indonesia: Semua Orang Mengenalimu