Apa yang terjadi ketika suatu hari kamu mendapatkan sebuah kekuatan super secara tiba-tiba? Tentu, kamu akan kebingungan harus melakukan apa dan berpikir panjang untuk menemukan tujuan kekuatan super tersebut. Pada akhirnya, kamu akan dihadapkan oleh sebuah dilema moral akan tanggung jawab besar dalam menggunakan kekuatan super tersebut untuk tujuan kebaikan atau untuk keburukan. Persis seperti cerita para superhero dalam serial Netflix Jupiter's Legacy.
Dilema dan pergolakan batin tersebut dialami oleh para superhero di serial Jupiter's Legacy yang dirilis oleh Netflix. Mereka dihadapkan dengan pilihan sulit ketika harus menggunakan kekuatan supernya untuk menumpas kejahatan di zaman yang semakin modern.
Adaptasi dari sebuah komik
Jupiter's Legacy diadaptasi dari komik karya Mark Millar dan Frank Quitely. Keduanya mendesain sebuah perkumpulan pahlawan super yang berasal dari berbagai latar belakang dan generasi. Para pahlawan super yang dirancang oleh mereka memiliki berbagai kekuatan yang umum dimiliki seorang pahlawan super.
Namun, fokus utama dalam karya mereka adalah menampilkan bagaimana perbedaan watak yang dimiliki oleh para pahlawan super dari generasi dan waktu yang berbeda menimbulkan sebuah pergolakan dalam menegakan kode etik pemilik kekuatan super.
Jupiter's Legacy ditayangkan di layar kaca melalui Steven S. DeKnight sebagai seorang sutradara dalam serial dengan judul yang sama. Jupiter's Legacy berhasil masuk ke layar kaca dan ditayangkan melalui situs Netflix sebagai platform penyedia tayangan utama serial ini.
Mengisahkan para superhero yang mengalami dilema moral dalam menegakan kode etik mereka
Jupiter's Legacy menggambarkan bagaimana perkembangan zaman mempengaruhi pandangan para superhero dari berbagai generasi. Fokus dalam serial ini adalah keluarga pahlawan super yang dikepalai oleh sang Utopian yang sekaligus menjadi ketua organisasi pahlawan super bernama The Union. Utopian sudah memasuki usia senja dan harus menyerahkan kepemimpinan The Union kepada anaknya, Paragon.
Paragon sebagai seorang remaja tentu belum siap akan tanggung jawab yang besar untuk memimpin The Union. Ditambah lagi, ia memiliki pandangan mengenai moral yang berbeda dengan ayahnya berkat perkembangan zaman dan tragedi yang ia alami.
Pergolakan antara superhero generasi tua dan muda
Paragon sebagai penerus Utopian harus menghadapi pergolakan moral. Utopian berpegang teguh pada kode etik untuk tidak mengambil nyawa musuhnya dan untuk tidak terlibat dalam percaturan politik dunia. Kode etik Utopian tersebut ditentang oleh rekannya dalam The Union, dan bahkan oleh anaknya sendiri.
Kode etik tersebut dinilai sudah tidak relevan dan munafik karena dengan tidak melibatkan diri dalam percaturan politik dunia, konflik besar berkecamuk dan korban jiwa berjatuhan akibat munculnya pemimpin diktator.
Pertentangan kode etik tersebut juga dialami oleh Paragon yang kecewa tidak mampu menyelamatkan kawan-kawannya karena kode etik tersebut mencegah Paragon untuk membunuh musuhnya yang akhirnya menewaskan teman terdekatnya.
Bagaimana ujung dari pergolakan ini? Kamu dapat menjawabnya dengan menyaksikan sendiri serial ini. Kamu dapat menontonnya di situs Netflix. Selamat menonton!
Tag
Baca Juga
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
-
Menekuni Kegiatan Content Creating: Berangkat dari Hobi Menuju Karier
Artikel Terkait
-
Bukan Adegan Ranjang, Gong Yoo Ungkap Peran Tersulit di Serial The Trunk
-
Review Night of the Hunted, Film Horor Netflix Penembakan di Minimarket
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Berlatar di Periode Edo, Anime Shabake Siap Tayang Tahun 2025
-
Baru Tayang, Drama Korea When the Phone Rings Puncaki Netflix di 31 Negara
Ulasan
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Review Film Totally Killer: Mencari Pembunuh Berantai Ke Masa Lalu
-
Review Film Aftermath, saat Terjadi Penyanderaan di Jembatan Boston
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
Terkini
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda
-
4 Rekomendasi Lagu Romantis Jadul Milik Justin Bieber, Ada Tema Natal!
-
Gadget di Tangan, Keluarga di Angan: Paradoks Kemajuan Teknologi