Marah atau kemarahan merupakan sikap yang mestinya selalu kita kekang dan hindari. Seseorang, ketika sedang dikuasai oleh kemarahan biasanya tak dapat berpikir dengan jernih. Maka tak heran bila persoalan yang dihadapinya pun akan semakin bertambah keruh karena kemarahan yang tak terkontrol tersebut.
Marah bukanlah sikap yang diajarkan dalam Islam. Dalam tulisannya (NU Online, 26/2/2020), Ahmad Mundzir menjelaskan keterangan yang bersumber dari hadis riwayat Bukhari. Rasulullah Saw. bersabda, “Orang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat. Namun orang yang kuat adalah yang bisa mengontrol pribadinya ketika marah”.
Apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. seyogianya dapat membuat kita semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, pribadi yang bisa mengendalikan marah. Karena, orang kuat itu bukan yang memiliki tubuh kekar dan bisa memenangkan setiap perkelahian. Orang yang kuat justru terlihat dari caranya mengendalikan kemarahan dalam dirinya.
Yovie Kyu dalam buku Mau Temenan Ama Setan? Tanpa Sadar Kamu Bisa Jadi Pengikutnya (2014) menjelaskan 4 trik atau kiat untuk mengatasi kemarahan:
1. Membaca Ta’awudz. Rasulullah Saw. bersabda, “Ada dua kalimat yang jika diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu a’udzubillaahi minasyaithaanirrajiim" (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Berwudhu. Rasulullah Saw. bersabda, “Kemarahan itu berasal dari setan, sedangkan setan berasal dari api, api hanya bisa padam dengan air. Maka, kalau kalian marah berwudhulah” (HR. Abu Dawud).
3. Diam. Rasululullah Saw. pernah bersabda, “Ajarilah orang lain, mudahkanlah, jangan mempersulit masalah. Kalau kalian marah, maka diamlah” (HR. Ahmad).
4. Shalat sunah. Dalam sebuah hadist dinyatakan, “Ketahuilah sesungguhnya marah itu bara dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat marahnya kedua matanya dan tegang urat darah di lehernya? Maka siapa saja yang mendapatkan itu, hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)” (HR. Tirmidzi).
Semoga empat trik mengatasi kemarahan dalam buku Mau Temenan Ama Setan? Tanpa Sadar Kamu Bisa Jadi Pengikutnya karya Yovie Kyu tersebut dapat dijadikan sebagai solusi yang mencerahkan saat jiwa kita sedang dikuasai oleh kemarahan. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat.
***
Baca Juga
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
-
Ulasan Buku Sabar tanpa Batas, Memaknai Hidup dengan Bijaksana
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget Karya Henry Manampiring
-
Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak Jalanan dalam Novel Sepuluh
-
Ulasan Buku 101 Langkah Mengatasi Insecure: Belajar Menjadi Percaya Diri
-
Ulasan Buku Ulama, Pewaris Para Nabi: Mengenalkan Tugas-Tugas Ahli Agama
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
Ulasan
-
Ulasan Buku Imung: Siulan Kematian, Misteri Kematian Pengarang Nyentrik
-
Ulasan Buku Pencurian Terbesar Abad Ini, Puisi dengan Perspektif Tak Biasa
-
Review Novel 'Perkumpulan Anak Luar Nikah', Ketika Pemalsuan Data Diri Terungkap
-
Ulasan Buku 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget Karya Henry Manampiring
-
Review Film Betting with Ghost, Ketika Penjudi Berurusan dengan Hantu
Terkini
-
Lagu NewJeans How Sweet: Manisnya Karma Baik dan Terusirnya Orang Toksik
-
4 Mix and Match Outfit ala Wendy Red Velvet, Keren dan Mudah Ditiru!
-
3 Pelembab untuk Skin Barrier Ramah di Kantong Pelajar, Harga Rp40 Ribuan
-
Lapor Mas Wapres ala Gibran: Kebijakan Strategis atau Populis?
-
Debut Box Office Red One Resmi Geser Venom 3 Usai Raup Rp539 Miliar