Masa muda mestinya digunakan dengan sebaik-baiknya. Jangan habiskan masa muda kita untuk hal-hal yang tak ada manfaatnya, atau ada manfaatnya tetapi lebih banyak mudaratnya.
Menimba ilmu dan meraih prestasi sebanyak mungkin adalah hal yang selayaknya dilakukan oleh kaum muda. Bukan malah hidup bersenang-senang dengan menghabiskan uang dari orangtua. Lebih parah lagi bila mereka gemar membohongi orangtua hanya untuk mendapatkan uang jajan yang banyak, uang yang kemudian digunakan untuk bersenang-senang mengumbar nafsu syahwat, seperti berdua-duaan dengan pacar atau nongkrong bareng teman-teman di kafe-kafe mewah.
Ada baiknya anak muda menghindari yang namanya pacaran. Karena dampaknya bisa fatal bagi masa depan. Dalam buku berjudul Sayang atau Syahwat, Rahmat Fikri menjelaskan, setiap orang pasti sudah paham bahwa pacaran bisa membawa mereka ke jurang maksiat. Seseorang yang sedang jatuh cinta bawaannya ingin bareng terus sama si gebetan.
Hasrat itu pasti ada di jiwa setiap anak muda yang jatuh cinta. Sangat bohong jika kamu jatuh cinta kepada seseorang, tapi tidak ada keinginan untuk menyentuhnya. Maka, jika cinta salah kelola, hancurlah masa muda, terjerumus ke dalam kubangan syahwat yang tiada batasnya. Yang tadinya diniatkan untuk mencari bahagia, malah berujung bencana. Yang tadinya jadi sumber semangat, justru mengantar pada mudarat (Sayang atau Syahwat, halaman 54).
Rahmat Fikri menguraikan, pada dasarnya, cinta adalah sesuatu yang sangat besar dan sangat baik. Cinta mengantarkan seseorang pada jodoh yang tepat, memberi jalan pada seorang pemimpin untuk membangun negerinya, memberi kekuatan kepada seorang ibu untuk melindungi anaknya. Cinta juga memberi energi kepada manusia untuk saling mencintai, dan yang paling utama; memberi kerelaan pada seorang hamba untuk menyembah Tuhannya.
Cinta dalam Islam adalah cinta yang mempererat tali kasih sayang. Bukan cinta yang merusak. Maka, cara seseorang mengekspresikan cinta harus tepat kadarnya, juga tepat waktunya. Dengan begitu, cinta tidak menjadi sesuatu yang liar (Sayang atau Syahwat, halaman 59).
Buku Sayang atau Syahwat (2014) karya Rahmat Fikri ini bisa menjadi semacam pemandu yang sangat baik buat para pembaca, khususnya kaum muda agar bisa menggunakan masa mudanya dengan baik dan tak terjerumus ke dalam jurang kehancuran.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan The Price of Confession: Duet Gelap Kim Go Eun dan Jeon Do Yeon
-
4 Tempat Padel di Bandung yang Instagramable, Nyaman, dan Cocok Buat Pemula
-
Di Balik Tahta Sulaiman: Menyusuri Batin Bilqis di Novel Waheeda El Humayra
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
7 Film Indonesia Paling Laris 2025: Animasi, Horor, hingga Komedi
Terkini
-
Punya Mata Batin, Sara Wijayanto Akui Belajar dari Makhluk Tak Kasat Mata
-
Niatnya Bikin Konten Nakal di Bali, Bintang OnlyFans Ini Malah Berakhir Didenda dan Dideportasi
-
Sambut Akhir Pekan, Ini 5 Rekomendasi Drama China Fantasi yang Tayang 2025
-
SEA Games: Misi Timnas Indonesia Hindari Jegalan Myanmar Demi Semifinal
-
4 Rekomendasi Tablet Layar 12 Inci Paling Worth It untuk Kerja Harian, Produktivitas Naik 10 Kali