Selain sebagai sarana hiburan, membaca buku kumpulan cerita pendek juga menjadikan kita mampu merenungi sebuah kejadian yang menyimpan pelajaran berharga. Buku kumpulan cerpen berjudul Kematian Seekor Anjing pun Tak Ada yang Sebiadab Kematiannya karya Yuditeha ini misalnya, dapat dijadikan sebagai bacaan menghibur sekaligus merenungi tema serta kejadian yang diangkat oleh penulis.
Salah satu cerita pendek yang menarik disimak berjudul Kematian Seekor Anjing pun Tak Ada yang Sebiadab Kematiannya. Berkisah tentang kematian seorang pria yang mengenaskan. Ia ditemukan tewas di atas papan kayu setinggi kira-kira dua meter seperti sebuah bangunan panggung dengan badan terpotong menjadi tiga bagian dan sebagian kepalanya remuk.
Adalah Salimi, lelaki yang meninggal dengan sangat mengerikan tersebut. Ia diduga dibunuh oleh orang yang memang tak menyukai dirinya dan segala aktivitasnya. Ya, Salimi adalah seorang lelaki aktivis lingkungan hidup, terkhusus di sekitar daerahnya. Selama ini ia memperjuangkan agar maraknya penambangan pasir di sepanjang Pantai Srondol dihentikan. Ia, secara getol mengkritisi agar perilaku sewenang-wenang itu segera dihentikan.
Menurut Salimi, jika penambangan pasir liar itu tetap berlangsung, tidak menutup kemungkinan akan merusak habitat pantai. Tanaman bakau yang dulunya tumbuh subur di sana kini lambat laun hilang tak tersisa. Padahal kita tahu, hutan-hutan bakau itu adalah palang utama untuk melindungi pantai dari gempuran ombak laut. Abrasi lahan di sepanjang hilir pantai akan terus berlanjut jika tak ada larangan bagi penambangan liar. Jika pantai itu rusak, lahan-lahan di sekitarnya akan hilang ditelan bentangan air laut yang terus bergolak.
Selain kisah Salimi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, ada juga kisah mengenaskan lainnya yang bisa diambil hikmahnya. Yakni cerita pendek berjudul Kisah Jenazah dan Abu yang bercerita tentang kesedihan Pak Kasno yang ditinggal pergi untuk selamanya oleh Narmi, anaknya yang menjadi TKI. Duka kematian anak gadisnya itu terasa menyayat bagi Pak Kasno lantaran selama ini Narmilah yang menjadi tulang punggung kelurga. Sejak kematian istrinya setahun silam, Pak Kasno memang sering sakit-sakitan hingga akhirnya tak kuasa bekerja lagi.
Tentu masih banyak kisah-kisah menarik yang bisa disimak dalam buku Kematian Seekor Anjing pun Tak Ada yang Sebiadab Kematiannya (terbitan Basabasi, 2017) karya Yuditeha ini. Selamat membaca dan merenungi kisah-kisahnya. Semoga terhibur dan bermanfaat.
Tag
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Buku Kepada yang Patah: Pulih terhadap Luka yang Ditinggalkan
-
Like A Rolling Stone (2024): Sebuah Refleksi untuk Kaum Perempuan
-
Apakah Sahabat Bisa Jadi Cinta? Jawaban Umi Astuti dalam To Be Loved Up
-
Novel Yujin, Yujin Resmi Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia: Kenapa Harus Baca?
-
'INSIDE OUT' oleh DAY6: Keberanian Ungkapkan Cinta yang Lama Terpendam
Terkini
-
Alami Cedera saat Syuting, Tom Holland Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Tunjuk 52 Perwira, Kapolri Resmi Bentuk Tim Transformasi dan Reformasi Polri
-
Hadiri Sidang Cerai Perdana, Eza Gionino Masih Berharap Damai dan Rujuk?
-
Adaptasi Webtoon HYBE, Anime Dark Moon:The Blood Altar Tayang Awal 2026
-
Debut Calvin Verdonk Disindir Media Prancis, Kok Bisa Dapat Rating Rendah?