Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku "150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq" (DocPribadi/Samedy)

Pada hakikatnya setiap orang menyukai kebaikan-kebaikan. Sejahat apapun seseorang, saya yakin dia tetap lebih menyukai kebaikan-kebaikan. Nyatanya, orang yang jahat juga akan marah bila dijahati oleh orang lain. Hal ini menandakan bahwa hal baik lebih disukai oleh setiap orang daripada hal buruk (jahat).

Berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan merupakan hal yang diajarkan oleh agama Islam. Oleh karenanya, sudah menjadi hal yang niscaya bagi kita untuk berusaha memperbanyak berbuat baik, saling berbuat baik satu sama lain. Saya percaya bahwa orang yang banyak berbuat kebaikan kelak dia akan mendapatkan kebaikan yang berlipat ganda.

Kita perlu belajar pada Rasulullah Saw. dan para sahabatnya yang telah memberikan contoh atau keteladanan tentang kebaikan. Abu Bakar Al-Shiddiq adalah salah satu sahabat Rasulullah Saw. yang dikenal memiliki perangai yang baik dan layak dijadikan contoh bagi kita semua.

Dalam buku berjudul 150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq karya Ahmad ‘Abdul ‘Al Al-Thahthawi (Mizania, 2016) dijelaskan, dalam berbuat kebaikan, Abu Bakar Al-Shiddiq selalu mengejarnya di barisan terdepan, sehingga dia menjadi seorang teladan dalam kebaikan dan panutan dalam akhlak yang mulia. 

Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang berkata, “Rasulullah Saw. pernah bertanya kepada para sahabat, ‘Apakah ada seseorang di antara kalian yang puasa hari ini?’ Abu Bakar menjawab, ‘Aku!’. Rasulullah Saw. bertanya lagi, ‘Adakah seseorang di antara kalian yang mengeluarkan sedekah hari ini?’ Abu Bakar menjawab lagi, ‘Aku!’ Rasulullah Saw. kembali bertanya, ‘Adakah seseorang di antara kalian yang menjenguk orang sakit?’ Abu Bakar kembali menjawab, ‘Aku!’ Lalu Rasulullah Saw. bersabda, ‘Tidaklah semua pekerti ini terhimpun dalam diri seseorang pada hari yang sama, melainkan dia pasti masuk surga” (150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq, halaman 91). 

Bila kita selalu berusaha merenungi kisah percakapan antara Rasulullah Saw. dan Abu Bakar Al-Shiddiq tersebut, saya yakin dapat memotivasi kita untuk selalu memperbanyak berbuat kebaikan. Berpuasa, bersedekah, menjenguk orang sakit, adalah merupakan kebaikan-kebaikan yang dapat mengantarkan pelakunya meraih surga-Nya. 

Tentu masih ada jenis kebaikan lainnya yang sangat perlu untuk kita amalkan, karena kebaikan itu sangat beragam jenisnya. Misalnya, selalu berusaha menjaga kebersihan, jangan membuang sampah sembarangan, menolong orang yang sedang membutuhkan pertolongan, tak mudah menyakiti orang lain, dan lain sebagainya. Semoga ulasan buku 150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq ini bermanfaat.

Sam Edy Yuswanto