Perang Korea yang terjadi pada awal dekade 1950-an merupakan salah satu tema yang sering diangkat menjadi sebuah film oleh para sineas dari Korea Selatan. Selain mengeksplore sisi-sisi lain dari jalannya perang, film yang mengangkat tema Korea juga menyajikan kengerian akibat perang dan dibalut dengan sisi kemanusiaan nan menyentuh.
Tak hanya itu, film yang mengangkat perang Korea sebagai komoditi utama dalam alurnya, juga membuat para penontonnya dibaluri dengan rasa nasionalisme yang disampaikan lewat adegan-adegan di dalamnya. Dan ternyata, film tentang Perang Korea juga sudah ada sejak awal-awal berkecamuknya perang lho!
The Marines Who Never Returned atau yang dikenal juga dengan judul The Marines Battleground, merupakan salah satu film paling awal yang mengangkat tentang peristiwa perang semenanjung Korea. Film ini sendiri secara resmi dirilis pada tahun 1963, hanya terpaut 10 tahun dari gencatan senjata yang dilakukan oleh dua kubu yang terlibat perang.
Namun demikian, jangan berasumsi negatif dulu dengan film ini. Karena meskipun film ini dirilis pada dekade 1960-an, jalan cerita yang ditawarkan tak kalah menyentuh dan juga berkualitas dengan film-film buatan dekade-dekade terakhir kok.
Cerita dalam film ini berfokus pada satu peleton mariner yang harus berjibaku melawan Korea Utara di reruntuhan kota. Dala, pertarungan tersebut, mereka menyaksikan pembunuhan seorang wanita yang tengah mencoba melarikan diri dengan putri kecilnya. Tak hanya itu, ketika memasuki sebuah gedung, mereka mendapati banyak jasad rakyat sipil yang tergantung di langit-langitnya, atau tergeletak di pantai. Salah satu dari mereka adalah saudara perempuan dari Jeong Sik yang berada dalam peleton tersebut.
Hingga suatu ketika, di tengah keterbatasan dan kecamuknya perang, mereka memutuskan untuk mengankat Yeong Hee, seorang gadis kecil korban perang. Gadis kecil itu menjadi maskot dari peleton tersebut. Tentu saja sebuah hal yang riskan, karena sewaktu-waktu baku tembak bisa terjadi dan mengancam nyawa sang gadis kecil.
Untuk beberapa saat, kita akan disuguhi dengan berbagai adegan manis yang ada dalam film ini. beberapa kelucuan akan menghiasi film ini meskipun tak sepenuhnya menghilangkan kesan melankolis di dalamnya.
Hingga suatu ketika, sebuah tugas besar menanti. Agresifitas pasukan China yang datang membantu Korea Utara, membuat peleton ini harus melakukan mode defensive demi bisa membendung pergerakan pasukan merah Tiongkok. Dan si gadis kecil yang menjadi saksi perjuangan peleton tersebut, menangis karena setidaknya dia tahu, bahwa ayah-ayah angkatnya itu memiliki kesempatan yang kecil untuk bisa kembali dalam keadaan hidup. Apakah benar apa yang dipikirkan oleh si anak kecil itu? Ayuk tonton di film The Marines Who Never Returned ini secara langsung.
Oh iya, meskipun dibuat pada tahun 1960-an, tetapi film ini memiliki keunggulan setting dan adegan yang lebih realistis ya. Karena saat itu belum ada efek CGI dan juga layar hijau untuk mengganti setting yang dibutuhkan, maka film Korea ini menggunakan properti yang benar-benar nyata. Khas sekali dengan film-film lawas yang menawarkan kualitas tersendiri.
Baca Juga
-
Disia-siakan oleh Indonesia, Shin Tae-yong Justru Laris Manis di Korea Selatan
-
Di Balik Kegagalan Meraih Juara, Ada Deja Vu yang Menghantui Timnas Indonesia
-
Timnas Filipina dan 3 Alasan Piala AFF U-23 Edisi 2025 Tak Akan Terlupakan oleh Mereka
-
Piala AFF U-23 dan Tebaran Ancaman Filipina Terhadap Kekuatan Mapan Sepak Bola Asia Tenggara
-
Piala AFF U-23 dan Raihan Gelar Individu yang Terasa Hambar bagi Seorang Jens Raven
Artikel Terkait
-
Shin Tae-yong Puji Agresivitas Para Pemain Timnas Indonesia U-19
-
Kembangkan RS Haji Medan, Pemprov Sumut Pinjam Duit dari Korsel
-
Bali United Bangga, Irfan Jaya Dipanggil Timnas Indonesia Untuk Latihan di Korea Selatan Persiapan SEA Games
-
Timnas Indonesia U-19 Kembali Petik Kemenangan di Laga Uji Coba, Kali Ini Kyungil University yang Jadi Korban
Ulasan
-
Batik Kuansing, Ikon Budaya Pacu Jalur yang Bisa Dibawa Pulang
-
Membuka Luka Sejarah PKI 1965 Lewat Fiksi di Novel Noda Tak Kasat Mata
-
Review Film Ghost Train: Stasiun Hantu dan Rahasia yang Bikin Merinding
-
Review Film Sihir Pelakor: Teror Sabdo Pandito dalam Balutan Horor Religi
-
Ulasan Novel Hazel Says No: Keberanian Hazel dalam Menolak Eksploitasi
Terkini
-
Elizabeth Olsen Terjebak Cinta Segitiga di Film Eternity, Intip Trailernya
-
Sinopsis Film Son Of Sardaar 2, Dibintangi Ajay Devgan dan Mrunal Thakur
-
The Boyz Hadirkan Nuansa Musim Panas yang Segar di Teaser MV Lagu 'Aura'
-
Jari Lincah, Pikiran Kritis: Menavigasi Labirin Digital Pelajar Masa Kini
-
Cherrypop 2025: 'Gelanggang Musik' Pop Culture di Jogja