Saya merasa yakin bahwa tak ada orangtua yang menginginkan anak-anaknya hidup menderita. Biasanya, yang namanya orangtua, akan berusaha sekuat tenaga mengupayakan hal terbaik untuk kebahagiaan dan kesuksesan anaknya.
Seringkali, orangtua, ibu misalnya, memberikan petuah atau sederet nasihat yang begitu berharga untuk anak-anaknya. Nasihat atau pesan tersebut, selama itu positif atau bernilai kebaikan, seyogianya diterima dan amalkan oleh anak-anaknya.
Ada sebuah kisah menarik yang saya temukan dalam buku kumpulan cerpen berjudul Bulan Celurit Api karya Benny Arnas. Kisah yang saya maksudkan berjudul Anak Ibu. Cerpen tersebut bercerita tentang pesan-pesan seorang ibu kepada anaknya. Pesan pertama, sang ibu mengajarkan tentang definisi kebahagiaan. Berikut ini petikan paragrafnya:
Bahagia adalah ketika kau mendapati kegembiraan, kedamaian, dan rasa syukur, dalam waktu bersamaan. Hilang saja salah satunya hidupmu akan timpang.
Pesan berikutnya yang tak kalah penting dan sarat renungan bagi pembaca yakni:
Kau jangan mencari kegembiraan dengan mengorbankan rasa damai, Anakku. Kau jangan lupa bersyukur hanya karena merasa semua diperoleh lewat kerja kerasmu. Kau jangan ingin jadi orang kaya yang miskin!
Menjadi seorang penulis atau pengarang tentu banyak suka-dukanya. Hal terpenting ketika kita menjadi seorang pengarang ialah: terhadap sesama pengarang, berusahalah untuk saling menghormati. Jangan saling mengadu domba satu sama lain, atau saling menjelek-jelekkan karya masing-masing.
Dalam cerpen Anak Ibu, sang ibu juga berpesan kepada anaknya tentang dunia kepengarangan atau kepenulisan. begini petikan pesannya:
Bila kau menjadi pengarang, jadilah pengarang yang santun. Kau tak usah ikut-ikutan pengarang yang banyak bicara. Lain yang ditulis, lain pula tindak-tanduknya. Yang kerjanya menghina karangan orang. Yang kerjanya menghardik pengarang lain. O ya, Ibu lupa kau perempuan, ya! Jadilah pengarang perempuan yang benar-benar perempuan. Tak usah kaukuak hal-hal busuk perihal kaummu. Tak penting itu. Hanya akan membuatmu terkenal karena kebusukanmu (bila ada yang bilang itu ‘wangi’, itu bukan urusanmu).
Dalam cerpen Anak Ibu tersebut, masih ada sederet pesan berharga yang disampaikan oleh seorang ibu kepada anaknya. Dan tentu saja masih banyak cerpen menarik yang bisa disimak dalam buku Bulan Celurit Api karya pengarang dari Ulak Surung, Lubuklinggau, Sumatera Selatan yang selama ini dikenal produktif dalam berkarya. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Nama Anak Nanda Arsyinta Terdiri dari 33 Huruf, Ada Fakta Islami di Baliknya
-
Sebanyak 95 Ribu Keluarga di Gunungkidul Bakal Dapat BLT Dobel, Ini Jadwal Penyaluran dan Jumlah Nominalnya
-
Ulasan Buku 'Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma," Kumpulan Cerpen yang Sarat Makna
-
Ashanty Dikritik Gara-gara Arsy Hermansyah Sudah Tahu Cowok Ganteng
Ulasan
-
Pernah Bayangin Hidup Jadi Hewan? 3 Novel China Ini Bahas Reinkarnasi Unik
-
Review Film Believe: Kobaran Cinta Tanah Air
-
Novel The Hen Who Dreamed She Could Fly: Arti Tujuan Hidup dari Seekor Ayam
-
Ulasan Film Gak Nyangka..!!: Komedi tentang Mahasiswa yang Bikin Ngakak!
-
Review Film Apocalypse in the Tropics: Gelapnya Demokrasi yang Terancam
Terkini
-
Anti-Bosan! 5 Rekomendasi Game Offline Android yang Wajib Kamu Coba
-
Review Poco F7: HP dengan Snapdragon 8s Gen 4 dan Storage 512GB Super Lega
-
BRI Super League: Kisah Adam Przybek Cicipi Tantangan Baru di Luar Eropa
-
4 Ide Gaya Kasual Kekinian ala Choi Yoon Ji, Bikin Mood Happy Seharian!
-
Kalahkan BLACKPINK, NCT Dream Raih Trofi Pertama Lagu BTTF di Music Bank