Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | M. Guntur Rahardjo
Ilustrasi bumbu Dapur. (Unsplash/Tamanna Rumee)

Tagar #14.000 pernah menempati urutan pertama jagad per-medsos-an duniawi. Sebagaimana manusia yang mudah penasaran, saya pun tergoda meng-klik dan mulai berselancar. Ternyata, oh, ternyata isinya sangat membuat kaum ibu-ibu senang. Bapak Lutfi selaku Menteri Perdagangan ternyata menurunkan harga minyak liter menjadi empat belas ribu rupiah per liternya. Pantas saja di urutan pertama. Bahkan langsung ada berita bahwa ibu-ibu mulai menyerbu minyak goreng di supermarket terdekat. Kehebatan kaum hawa dalam melek diskon memang tiada bandingan.

Penurunan harga ini merupakan langkah yang sangat tepat dilakukan oleh Pak Lufi. Mengingat kondisi sedang pandemi, banyak orang yang kesusahan, dan menyeimbangkan bahan dapur lainnya yang mulai naik harga. Minyak goreng pastinya menjadi bahan utama untuk memasak di setiap dapur rumah, dan penurunan harga ini akan sangat baik dalam pemenuhan gizi keluarga di rumah. Bonusnya, Pak Lutfi akan mendapat popularitas yang lumayan di mata ibu-ibu. Ahay.

Respon masyarakat yang mengarah kepada syukur tentu saja sangat baik sekali dalam mencitrakan pemerintah yang baik hati dan memperhatikan rakyatnya. Namun selain minyak, masih banyak bahan dapur lain yang agaknya harga perlu diturunkan juga. Inilah tiga bahan dapur yang bisa dipertimbangkan untuk diturunkan juga.

1. Telur

Pada akhir tahun 2021, telur mengalami kenaikan yang lumayan tinggi. Terakhir kali saya beli harga telur di bulan Desember adalah Rp55.000. Sedangkan di Januari, harga telur yang saya beli adalah Rp49.000. Akhirnya telur mengalami sedikit penurunan harga, meskipun itu sudah normalnya.

Menurut saya, tidak ada salahnya harga telur diturunkan sedikit. Populasi peternak ayam saya yakin ada banyak-banyak-banyak banget di penjuru negeri. Cuma terkadang mereka masih kekurangan fasilitas dan perhatian. Seperti yang kita tahu, telur adalah bahan dapur yang sangat serbaguna dengan gizi tinggi. Diturunkan sedikit mungkin bukan masalah besar. Misalnya harga sekarpet telur cukup Rp35.000 saja. Mantap bukan?

2. Beras

Berita menunjukkan bahwa pada Februari 2022, harga beras diperkirakan akan mengalami lonjakan yang lumayan. Maka masyarakat harus bersiap segera menghadapinya. Hal ini kemungkinan akan menuai pro kontra dari masyarakat, namun tentu saja itu ada pertimbangannya.

Nah, setelah kenaikan itu, maka ada baiknya harga beras diturunkan biar masyarakat senang. Ya memang sih, harga beras itu beda-beda. Tapi mari kita ambil patokan sembilan ribu per kilo beras. Mungkin bisa diturunkan menjadi tujuh atau enam ribu per kilo. Atau boleh juga enam ribu lima ratus dan tujuh ribu lima ratus.

3. Seafood

Jika ada bahan dapur yang disukai masyarakat namun tidak disukai pula, maka jawabannya adalah seafood. Mengapa begitu? Karena ada banyak masyarakat yang memiliki alergi terhadap seafood. Entah itu dari aromanya, tekstur dagingnya, dan bentuknya. Tidak usah jauh-jauh, ambil contoh ikan.

Ikan adalah jenis protein yang kalau diolah jadi apapun akan menghasilkan rasa yang nikmat, tapi kenyataannya tidak semua orang menyukai ikan. Bahkan alergi. Atau cumi dan udang. Selain faktor alergi, harga seafood juga lumayan mahal.

Tergantung pada jenisnya. Ikan nila mungkin lebih murah dari ayam, tapi ikan kerapu atau tuna lebih mahal dari ayam. Karena itu nggak ada salahnya pemerintah juga menurunkan harga seafood. Lautan kita kan produktif dan banyak, jadi ya bisa saja untuk menurunkan harga seafood.

Bahan dapur umumnya memiliki harga yang selalu naik turun. Menurunkan salah satunya yaitu minyak, akan sangat memberikan efek positif kepada masyarakat khususnya kaum ibu-ibu yang setiap harinya mungkin selalu berada di dapur untuk masak. Saat artikel ini dimuat, mungkin saja istri anda sedang bertempur dengan perempuan lainnya di seliter minyak. Atau mungkin anda sendiri, sedang mengantri minyak! Silahkan dilanjutkan!

M. Guntur Rahardjo