Sebenarnya, Genndy Tartakovsky sudah lama jadi jaminan kualitas di dunia animasi. Dari tangan dan buah pikir kreatifnya, lahir series animasi kece-kece, yang di antaranya: ‘Dexter’s Laboratory, Samurai Jack, hingga Star Wars: Clone Wars’.
Dia juga berjasa membesarkan Film Hotel Transylvania, yang sukses besar di kancah box office dunia. Maka, saat ada film animasi dewasa berjudul Fixed besutannya, wajar jika banyak orang antusias.
Sayangnya, ini sangat di luar ekspektasi. Dulu Sempat ditolak Warner Bros, lalu dilepas Sony Pictures Animation, dan akhirnya proyek berlabuh di Netflix.
Hasilnya? Film yang perdana tayang di Festival Film Animasi Annecy pada 11 Juni 2025, akhirnya tayang di Netflix sejak 13 Agustus 2025. Sayangnya, bukannya jadi sajian segar nan liar, malah tampil kayak anjing liar yang kehilangan arah.
Masa sih? Sini deh kepoin bareng!
Sinopsis Film Fixed
Kisah Fixed dibuka dengan adegan absurd sekaligus menjijikkan. Bull (disuarakan Adam DeVine) seekor anjing jenis terrier, sedang melakukan tingkah konyol. Nenek pemilik rumah salah paham melihat sesuatu di tubuh Bull dan mengira itu lipstik, padahal itu jelas alat kelamin. Jelas ini cuma gimmick visual yang sengaja dibuat konyol dan ‘kotor’.
Bull sendiri digambarkan sebagai anjing penuh gairah yang sedang dimabuk cinta pada Honey (Kathryn Hahn), seekor Afghan hound yang anggun.
Betewe, Bull punya geng kawanan: Rocco sang petinju (Idris Elba) dan Fetch si dachshund kocak (Fred Armisen).
Konflik datang saat Bull mendengar kabar dirinya akan segera dikebiri. Takut kehilangan kesempatan menaklukkan Honey, Bull pun nekat melakukan ‘perjalanan terakhir’ dengan berusaha menyalurkan birahi sebelum hidupnya berubah jadi ‘anjing tanpa harga diri’.
Terlepas ide ceritanya memang bukan buat tontonan anak-anak, tapi ini cukup menarik. Sayangnya ….
Review Film Fixed
Secara teknis, Film Fixed sebenarnya punya nilai jual. Animasi 2D yang dihadirkan terasa seperti campuran Disney klasik dengan kegilaan yang ekspresif, dilengkapi gestur berlebihan.
Namun, visual bagus saja nggak cukup. Permasalahan utama film ini terletak sama naskahnya yang lemah. Humor yang ditawarkan? Jujurly, terasa banget kalau film ini lucu hanya karena vulgar. Misalnya adegan klub seks anjing yang diiringi lagu Candy Shop, yang bukannya terasa nakal malah lebih seperti sketsa gagal dari acara komedi larut malam.
Alih-alih memikat, Film Fixed malah terasa kayak usaha putus asa untuk memancing tawa penonton. Setiap kali muncul secercah ide yang sebenarnya menarik, entah itu lewat dinamika persahabatan antar-anjing, atau konflik emosional Bull yang takut kehilangan jati dirinya setelah dikebiri, semuanya buru-buru dipotong dan dialihkan ke lelucon cabul yang dangkal.
Alurnya jadi kayak rollercoaster yang jalurnya pendek banget. Sudah naik pelan-pelan, bikin penasaran ke mana akan dibawa, eh ternyata langsung dijatuhkan ke gimmick vulgar yang sama sekali nggak ada pengembangan dan terus-terusan mengulang candaan basi demi durasi.
Padahal, kalau mau sedikit lebih sabar dan berani menggali, konflik Bull sebenarnya punya potensi. Namun, potensi itu terkubur karena humor cabul, ketimbang ngasih kedalaman cerita. Akhirnya, yang tersisa cuma tawa kering dan canggung di antara jeda leluconnya.
Sulit rasanya nggak kasihan sama jajaran pengisi suara yang mentereng. Selain Adam DeVine, Kathryn Hahn, Idris Elba, dan Fred Armisen, film ini juga menghadirkan Beck Bennett yang menyuarakan karakter Sterling si Borzoi antagonis, serta Bobby Moynihan sebagai Lucky. Mereka (para bintangnya) memang totalitas, tapi sayangnya dialog sangat nggak mendukung.
Jujur saja, Film Fixed bukan film terbaik Genndy Tartakovsky. Visualnya memang indah, dan sesekali mengingatkan diriku sama masa kejayaan animasi klasik. Namun semua itu tenggelam dalam naskah yang nggak mampu menyeimbangkan ide dan humor vulgarnya.
Sobat Yoursay masih kepikiran buat nonton Film Fixed? Kalau iya, berarti kamu memang siap diajak masuk ke dunia animasi yang penuh absurditas dan candaan cabul yang kadang bikin nyengir, kadang bikin geleng-geleng kepala.
Film ini jelas bukan buat penonton yang mencari kedalaman cerita atau humor yang lebih oke. Nah, kalau kamu tipe penonton yang cuma ingin hiburan receh, sebatas melihat sejauh mana Genndy Tartakovsky berani ‘nyeleneh’ di ranah animasi dewasa, mungkin Fixed bisa jadi tontonan yang menarik, meski hasil akhirnya nggak memuaskan.
Jadi, kalau rasa penasaran masih menggelitik, buruan tengok Netflix!
Skor: 1,9/5
Baca Juga
-
Daya Pikat Film Good Boy, Melihat Setan dari Mata Seekor Anjing
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
Saat Lyto Pictures Menyuguhkan Luka Melalui Film Sampai Titik Terakhirmu
-
A24 Hadirkan Rom-Com Afterlife Paling Menyentuh Lewat Film Eternity
-
Menariknya Film Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung, Sekuel yang Berani Ganti Sudut Pandang
Artikel Terkait
-
Mulai Digarap, Warner Bros Disebut Sudah Kantongi Naskah Film Kobe Bryant
-
Bikin Gebrakan di FFI, Prilly Latuconsina Gandeng Joko Anwar Hingga Kamila Andini untuk Program Baru
-
Perankan Monster Frankenstein, Jacob Elordi Habiskan 10 Jam untuk Makeup
-
Viral Gegara Trailer, Film Good Boy Resmi Dapat Jadwal Rilis secara Global
-
Bakal Tayang Bulan Depan, Intip Sinopsis Film Korea Terbaru No Other Choice
Ulasan
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
-
Les Temptes de la Vie: Ketika Musik, Paris, dan Badai Hidup Menyatu
Terkini
-
Sosok Benjamin Paulus Octavianus, Dokter Spesialis Paru yang Jadi Wamenkes
-
Auto Ganteng Maksimal! 3 Ide Outfit Keren ala Mas Bree yang Bisa Kamu Tiru
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025: Kesehatan Mental Hak Semua Orang
-
Harus Diakui, Timnas Indonesia Kerap Kehilangan Identitas Permainan di Era Patrick Kluivert
-
Curhatan Anya Geraldine, Sering Dikirimi Video Siksa Kubur oleh Sang Ibu