Salah satu penulis perempuan Indonesia yang memilikk gaya penulisan dan tema yang unik adalah Ziggy Z. Namanya sendiri saja sudah sangat unik dengan kepanjangan dari Z. yaitu Zezsyazeoviennazabrizkie. Ketika ditanya apakah itu nama aslinya, ia menjawab iya dan di KTP memang tertera seperti itu.
Salah satu karyanya yang cukup fenomenal dan terkenal di kalangan para pembaca yaitu novel yang berjudul Kita Pergi Hari Ini. Bagi awam, mungkin dilihat dari cover depan, buku ini berkisah tentang anak-anak menggemaskan yang pergi berlibur ke suatu tempat dan bersenang-senang. Tentu saja sebuah cerita yang berada di tangan Ziggy tidak sesederhana itu.
Identitas Lengkap:
Judul buku: Kita Pergi Hari Ini
Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 185 halaman
Cetakan Ketiga, Januari 2022
Ulasan Lengkap:
Jangan tertipu dengan ilustrasi sampulnya yang lucu nan menggemaskan! Isinya sama sekali tidak lucu apalagi menggemaskan, terutama di bagian akhir. Tapi di beberapa bagian tertentu memang seru dan asyik membayangkan tingkah polos anak-anak dalam memandang dan menjalani hidup.
Ada Mi dan Ma dan Mo, tiga kakak beradik yang memiliki karakter berbeda. Ada Nona Gigi, seekor kucing yang senantiasa mengenakan celemek yang bertugas sebagai pengasuh Mi dan Ma dan Mo. Ada Fifi dan Fufu, tetangga baru Mi, Ma, Mo.
Petualangan mereka dimulai ketika Nona Gigi mengajak mereka mengunjungi tempat-tempat yang katanya indah. Mereka bertemu Kolonel Jagung, menaiki Kereta Air, menonton Sirkus Sendu. Momen di Sirkus Sendu menurutku adalah puncaknya, puncak dari kesedihan, kegetiran, kengerian, dan perasaan campur aduk lainnya yang tentu saja sangat menguras emosi terdalam.
Seperti biasa, gaya bahasa yang digunakan oleh Ziggy sangat unik, dengan bagian footnote yang juga unik, para tokoh dengan ciri khas masing-masing. Semua elemen ini sukses membuatku tidak bisa berhenti membaca buku ini sambil tertawa sekaligus meringis sembari (hampir) menangis.
Menjelang akhir, cerita mulai terasa 'dark'. Mengerikan. Sedikit brutal. Tapi sebenarnya jika ditelaah lebih jauh, ada pesan moral yang berusaha menyadarkan kita. Meskipun bisa dibilang bercerita dari sudut pandang anak-anak, buku ini sangat tidak direkomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak! Buku ini sangat cocok dibaca jika kamu sedang mencari bacaan yang 'beda', antimainstream, unik, dan agak dark. Tertarik untuk membacanya?
Tag
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
-
Membentuk Perubahan dari Kebiasaan Kecil, Belajar dari Buku Atomic Habits
-
Ketika Siswi Populer Ditemukan Meninggal dalam Novel They All Had A Reason
Ulasan
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Langgam 'Kuncung' Didi Kempot, Kesederhanaan Hidup yang Kini Dirindukan
-
Review Anime Madome, Raja Iblis Jatuh Cinta Pada Budak Elf
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Ulasan Novel If at First: Misteri Kelam Kehidupan Masyarakat Kelas Atas
Terkini
-
BAC 2025: Tiga Ganda Campuran Indonesia Amankan Tiket Babak Kedua
-
Blunder Fatal Yaman Antar Timnas Indonesia U-17 Pesta Gol: Ini Analisis Lengkapnya!
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Kim Soo-hyun Kembali Bantah Tuduhan Pedofilia kepada Kim Sae-ron
-
Dari Ratu Rom-Com ke Horor, Kim Hye Yoon Digaet Bintangi Film Salmokji