Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Melinda Sari
Potret cover novel Kita Pergi Hari Ini (Instagram/@kbo.oxtagram)

Salah satu penulis perempuan Indonesia yang memilikk gaya penulisan dan tema yang unik adalah Ziggy Z. Namanya sendiri saja sudah sangat unik dengan kepanjangan dari Z. yaitu Zezsyazeoviennazabrizkie. Ketika ditanya apakah itu nama aslinya, ia menjawab iya dan di KTP memang tertera seperti itu.

Salah satu karyanya yang cukup fenomenal dan terkenal di kalangan para pembaca yaitu novel yang berjudul Kita Pergi Hari Ini. Bagi awam, mungkin dilihat dari cover depan, buku ini berkisah tentang anak-anak menggemaskan yang pergi berlibur ke suatu tempat dan bersenang-senang. Tentu saja sebuah cerita yang berada di tangan Ziggy tidak sesederhana itu.

Identitas Lengkap:

Judul buku: Kita Pergi Hari Ini

Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman: 185 halaman

Cetakan Ketiga, Januari 2022

Ulasan Lengkap:

Jangan tertipu dengan ilustrasi sampulnya yang lucu nan menggemaskan! Isinya sama sekali tidak lucu apalagi menggemaskan, terutama di bagian akhir. Tapi di beberapa bagian tertentu memang seru dan asyik membayangkan tingkah polos anak-anak dalam memandang dan menjalani hidup.

Ada Mi dan Ma dan Mo, tiga kakak beradik yang memiliki karakter berbeda. Ada Nona Gigi, seekor kucing yang senantiasa mengenakan celemek yang bertugas sebagai pengasuh Mi dan Ma dan Mo. Ada Fifi dan Fufu, tetangga baru Mi, Ma, Mo. 

Petualangan mereka dimulai ketika Nona Gigi mengajak mereka mengunjungi tempat-tempat yang katanya indah. Mereka bertemu Kolonel Jagung, menaiki Kereta Air, menonton Sirkus Sendu. Momen di Sirkus Sendu menurutku adalah puncaknya, puncak dari kesedihan, kegetiran, kengerian, dan perasaan campur aduk lainnya yang tentu saja sangat menguras emosi terdalam.

Seperti biasa, gaya bahasa yang digunakan oleh Ziggy sangat unik, dengan bagian footnote yang juga unik, para tokoh dengan ciri khas masing-masing. Semua elemen ini sukses membuatku tidak bisa berhenti membaca buku ini sambil tertawa sekaligus meringis sembari (hampir) menangis.

Menjelang akhir, cerita mulai terasa 'dark'. Mengerikan. Sedikit brutal. Tapi sebenarnya jika ditelaah lebih jauh, ada pesan moral yang berusaha menyadarkan kita. Meskipun bisa dibilang bercerita dari sudut pandang anak-anak, buku ini sangat tidak direkomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak! Buku ini sangat cocok dibaca jika kamu sedang mencari bacaan yang 'beda', antimainstream, unik, dan agak dark. Tertarik untuk membacanya? 

Rizky Melinda Sari