Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Untung Wahyudi
Novel Berhenti di Kamu (Dok. Pribadi/wahyudiuntung)

Setiap orang memiliki kisah atau perjalanan cinta yang unik. Lika-liku cinta seseorang biasanya memiliki kesan yang begitu mendalam. Dari mulai proses perkenalan dengan calon pasangan, hingga saat akan melangsungkan akad pernikahan. Semua perlu persiapan yang matang untuk menuju gerbang suci bernama pernikahan.

Apa yang dituturkan dokter Gia Pratama dalam novel Berhenti di Kamu layak disimak dan dibaca agar kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan cinta yang tidak biasa. Cinta yang prosesnya begitu rumit, tidak gampangan ala sinetron atau film. Proses yang memiliki keunikan tersendiri.

Dalam novel ini dikisahkan, dalam sebuah perjalanan umrah ke Tanah Suci Makkah bersama keluarganya, Gia pernah menambatkan hatinya pada seorang gadis bernama Elsa yang pertama kali dilihatnya di pesawat yang membawanya ke Tanah Suci.

Dari pakaian yang dikenakan, Gia yakin bahwa Elsa satu rombongan jemaah dengannya. Meskipun penasaran, Gia berusaha menahan untuk tidak berkenalan, hingga ia kembali bertemu dengan gadis tersebut saat berdesakan ketika melakukan doa di Hijr Ismail. 

Manusia hanya dituntut untuk berikhtiar atau berusaha. Demikianlah yang dirasakan Gia. Hubungan yang dijalaninya dengan Elsa ternyata tak seperti yang diharapkan. Mereka harus berpisah, dan keduanya harus bisa menerima kenyataan pahit itu. Meskipun begitu, Gia tak pernah lelah berdoa, suatu saat nanti akan ada perempuan yang siap dinikahinya. 

Waktu berjalan, Gia kembali sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter. Selama bertugas, ia dipertemukan dengan banyak pasien dari berbagai latar belakang kehidupan. Bahkan, ia pernah menangani pasien seorang laki-laki yang tangannya terluka akibat pecahan kaca. Setelah ditanya, ternyata ia memukul kaca saat bertengkar dengan istrinya. Gia membayangkan action pertengkaran seperti apa yang mereka praktikkan hingga berakhir celaka. 

Patah hati tidak lantas membuat Gia mengunci hatinya untuk perempuan lain. Elsa adalah masa lalu. Ia harus bisa menguburnya. Lewat kenalan Mamanya, Gia melakukan taaruf (perkenalan) dengan seorang gadis di Surabaya.

Gia datang langsung ke Surabaya untuk mengenal lebih dekat Syafira, gadis yang diharapkannya kelak jadi istrinya. Ngobrol banyak hal dengan Fira, Gia sedikit tahu tentang impian mereka ke depan. Hingga akhirnya, mereka pun terikat hubungan bernama pertunangan (hlm. 270).

Petualangan serta kisah Gia Pratama dalam novel 284 halaman yang dikisahkan dengan bahasa sederhana ini mengajak pembaca memaknai sebuah usaha dan kesabaran. Bahwa proses untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan, lebih-lebih tentang pencarian pasangan hidup, itu harus dijalani dengan sabar dan banyak berdoa.

Untung Wahyudi