Setiap manusia yang lahir ke dunia berharap terlahir dengan sempurna. Tanpa cacat dan cela. Namun, siapa bisa mengatur perjalanan hidup seseorang? Setiap orang memiliki ujian hidup yang berbeda. Begitu pun yang dialami oleh Zamarey Al-Bakhin seperti dikisahkan dalam buku Tuhan Tidak Pernah Iseng. Sejak kecil, lelaki yang akrab disapa Rey tersebut memiliki orientasi seksual yang berbeda. Ia menyukai sesama jenis.
Perasaan yang tidak lazim tersebut membuat Rey tersiksa. Ia sempat menggugat Tuhan, kenapa bisa tercipta dengan fisik yang tidak biasa. Secara fisik ia tampak kemayu. Suaranya kecil dan gesture tubuhnya sedikit gemulai sehingga ia kerap mendapatkan bullying dari teman-temannya.
Rey berusaha untuk menjadi manusia normal sebagaimana manusia yang terlahir sebagai laki-laki. Tapi, usahanya sia-sia. Justru ia menyukai seorang temannya bernama Bonie. Bonie adalah temannya yang selalu mendukung setiap aktivitasnya. Ia tak pernah merisak apa yang menjadi kekurangannya. Kebaikan dan ketulusan Bonie itulah yang membuat Rey jatuh hati pada laki-laki tersebut.
Sebuah peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Bonie membuat Rey terpukul. Ia kehilangan seorang sahabat yang baik hati dalam hidupnya. Ia pun berusaha untuk kembali menjalani hidup sebagaimana biasa dan berusaha mencintai seorang perempuan. Ia berjanji akan menjadi lelaki seutuhnya jika kelak ada seorang perempuan yang menerima dirinya.
Usaha Rey berhasil. Seorang perempuan berhasil mengetuk hatinya dan berusaha melupakan orientasi seksual yang menyiksa batinnya. Lalu, ia memutuskan untuk menikah. Ia pun menceritakan apa yang selama ini terjadi dengan dirinya pada sang istri. Sang istri memaklumi dan berjanji akan membantu sang suami untuk melupakan masa lalunya.
Suatu ketika, Rey membuat keputusan untuk mengakui apa yang selama ini mengimpit hidupnya lewat stasiun radio di kotanya. Ia bercerita bahwa dirinya pernah menjadi gay hingga akhirnya bisa menikah dengan seorang perempuan. Tujuannya membuka diri agar orang lain bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah hidupnya yang pelik.
Kehadiran buku yang diterbitkan Salamadani Press (2007) ini mengajak pembaca berpikir bahwa setiap manusia memiliki ujian hidup yang berbeda. Pengalaman inspiratif yang dituturkan penulis diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi kaum laki-laki yang pernah terperangkap perasaan menyukai sesama jenis. Buku ini berusaha membuka pikiran pembaca bahwa setiap orang bisa lepas dari jerat masa lalu yang mengungkung dan menyiksa hidup.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Manusia Is Value Ekonomi, Bukan Sekadar Objek Suruhan Kapitalisme
Ulasan
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
-
Baper, Film Jepang 'The Blue Skies at Your Feet': Cinta, Waktu dan Air Mata
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
-
Sambal Goang yang Super Pedas, Pecel Lele 5 Saudara Primadona Baru Jambi
Terkini
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Laba Menyusut: Suara Hati Pengusaha Indonesia
-
Ondrej Kudela Antar Persija Jakarta Teguk Kemenangan, Persik Kediri Makin Terpuruk
-
Jawaban Ryan Coogler Soal Peluang Sekuel Film Sinners
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Orang Baik Sering Tersakiti: Apakah Terlalu Baik Itu Merugikan Diri?