Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Wayan Kusuma
Gallery Art Shop "DOGOL" Kamasan, Klungkung, Bali (DocPribadi/Wayan Kusuma)

Desa Kamasan merupakan sebuah desa wisata yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali. Lokasi desa ini berjarak sekitar 32 km dari pusat kota Denpasar dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit. Desa ini memiliki kesenian yang khas dan tidak dapat dijumpai di desa lain di Bali,  yaitu berupa lukisan wayang Klasik khas desa Kamasan. Lukisan ini telah ada sejak abad ke-15 dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong. 

Pada awalnya, lukisan Wayang Kamasan hanya difungsikan untuk kepentingan religi. Pada masa itu, para seniman di sana hanya melukis wayang kamasan untuk menghiasi bangunan-bangunan Pura, atau melukis pada alat-alat atau perlengkapan upacara, seperti kober, umbul-umbul, parba/ulon, ider-ider dan sebagainya. Sehingga, Lukisan Wayang Kamasan dominan mengambil tema dari cerita-cerita epos Agama Hindu, seperti Ramayana, Mahabaratha, Sutasoma, dan juga naskah cerita kuno yang berkembang di Bali seperti cerita Pepanjian serta Tantri. 

Namun, seiring perkembangan zaman, kini lukisan wayang kamasan tidak lagi hanya sebagai sarana perlengkapan upacara saja. Namun, dapat menjadi produk komersial yang memiliki nilai ekonomis saat ini, sehingga kini wayang kamasan dapat diperjualbelikan dan menjadi sumber mata pencaharian khususnya di Desa Kamasan Klungkung. Para seniman yang menjadi pelaku usaha produksi lukisan wayang di desa ini  menyebar di beberapa banjar/dusun antara lain berada di Banjar Sangging, Banjar Siku, Banjar Peken, dan Banjar Pande. Namun, lokasi central produksi lukisan ini bertempat  Banjar Sangging desa Kamasan. 

Saat ini tidak banyak  masyarakat Desa Kamasan yang menekuni untuk berprofesi menjadi Pelukis Wayang Kamasan. Dari komunitas “Sekar Harum” yang digagas oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta S.Pd, MM. Komunitas “Sekar Harum” saat ini hanya berjumlah sekitar 27 pelukis, yang berasal dari 3 Banjar di wilayah Desa Kamasan. Saat ini komunitas tersebut diberikan tugas untuk mendemonstrasikan teknik dan cara melukis wayang Kamasan secara langsung pada berbagai media seperti kain blacu,telur, kipas, capil, keben/sokasi, dan lain-lain. Kegiatan ini  berlokasi di Bale Kambang Taman Kertha Gosa Klungkung. 

“DOGOL” Artshop and Gallery I Ketut Madra, Salah Satu Pelaku Usaha Produk Seni Kreatif Lukisan Wayang Kamasan   

Salah seorang pelaku usaha kreatif yang menekuni lukisan wayang kamasan yaitu I Ketut Madra. Pria kelahiran 31 Desember 1960 ini mulai tertarik terhadap seni lukis wayang kamasan sejak kecil. Hal ini dikarenakan faktor lingkungan yang memang sebagian besar berprofesi sebagai pelukis. Namun, ia mulai menekuni profesi sebagai pelukis wayang kamasan sejak tahun 1991.

Pada tahun 2000 I Ketut Madra mulai merintis sebuah artshop sekaligus gallery untuk memajang hasil produksi/karya yang akan dipasarkan. Perlu diketahui penamaan artshop “DOGOL” diambil dari nama paman beliau yang mana pada masanya merupakan salah seorang maestro seni lukis wayang kamasan. Pemberian nama ini menjadi suatu penghargaan tersendiri secara pribadi untuk mengenang secara historis akan perjalanan darah seniman lukis wayang kamasan sejak dahulu hingga kini dalam ruang lingkup keluarga.

Berbagai jenis lukisan hingga kerajian yang bernuansa wayang kamasan ditawarkan pada artshop ini, beralamat di Banjar Sangging Desa Kamasan Klungung, artshop ini buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga jam 8 malam. Produk lukisan yang dibandrol pun bervariasi, mulai dari harga Rp 300 ribu sampai puluhan juta rupiah, tergantung bentuk dan kualitas produk.

Untuk omset penjualan, pendapatan rata-rata saat sebelum pandemi dapat mencapai 30-35 juta per bulan. Sedangkan saat kondisi pandemi kemarin omset penjualan mengalami penurunan derastis hingga Rp 33 juta dari pendapatan semula. Namun, saat ini omset penjualan sudah mulai menunjukan peningkatan secara perlahan dengan mengikuti kondisi pariwisata Bali yang sudah mulai menunjukan kenormalan baru. Para wisatawan sudah mulai rama untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata di pulau Bali. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi para pelaku industri ekonomi seni kreatif di Bali khususnya di desa Kamasan sendiri. 

Untuk saat ini, adanya bantuan berupa penanaman modal sangat diharapkan untuk memperlancar kegiatan produksi. Mengingat harga kebutuhan yang semakin meningkat sehingga harga bahan baku tidak sebanding dengan modal dan hasil penjualan. Selain itu pelatihan dan sosialisasi tentang pengembangan produk juga sangat diperlukan agar produk yang dihasilkan dapat mengikuti kemauan pasar serta dapat bersaing di pasar global.

Rumah Kreatif BUMN Desa Wisata Kamasan Sebagai Wadah Bimbingan dan Pelatihan Para Enterpreneur dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Rumah Kreatf BUMN di desa Kamasan didirikan oleh Kementerian BUMN dan diresmikan langsung oleh Bupati Klungkung I Noman Suwirta S.Pd, MM pada tahun 2016 lalu. Rumah kreatif yang berlokasi di Banjar Sangging desa Kamasan Klungkung ini merupakan rumah kreatif BUMN (RKB) pertama yang didirikan oleh kementerian BUMN di Bali. RKB merupakan program pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk bersinergi dalam mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat dengan mengoptimalkan pemanfaatan ekonomi digital di kalangan pelaku usaha ekonomi kreatif. Program ini dilakukan dengan melakukan bimbingan tentang pengenalan situs e-commerce sebagai wadah dalam melakukan pemasaran secara digital.

Rumah Kreatif BUMN Kamasan dapat menjadi sebuah wadah untuk memperkenalkan, mengembangkan, dan memasarkan produk-produk seni kreatif, khususnya UMKM yang memiliki kharakeristik dari masing-masing daerah. Bagi masyarakat yang berkecimpung sebagai pelaku usaha tentu menyambut baik dengan hadirnya program ini. Untuk kedepannya program ini diharapkan dapat terus menjadi wadah dalam memanajemen promosi dan pemasaran produk UMKM di desa kamasan.

Wayan Kusuma