Belajar tentang ilmu pengetahuan kegamaan adalah hal yang niscaya bagi umat Islam. Salah satu buku yang penting dikaji, misalnya Terjemah Sullam At-Taufiq, yang menjadi rujukan dasar ilmu tauhid, syariah, dan etika kehidupan.
Buku ini adalah terjemahan dari kitab berjudul Sullam At-Taufiq karangan Sayyid Abdullah bin al-Husain bin Thahir al-‘Alawy al-Hadhromy. Beliau adalah seorang ulama yang dikenal sebagai ahli ilmu fikih yang bermadzhab Syafi’i dan sekaligus ahli ilmu Nahwu.
Beliau dilahirkan di Tarim, Hadhramaut, Yaman pada tahun 1191 H. Beliau pernah mukim beberapa tahun di Makkah dan Madinah dan belajar kepada beberapa ulama yang masyhur di sana.
Penyusun dan penerjemah kitab Sullam At-Taufiq ini adalah Ulinuha Asnawi, lelaki kelahiran Blora Jawa Tengah tahun 1985. Sejak kecil, Ulinuha hidup di lingkungan yang Islami. Selain sekolah formal, ia juga mendapatkan pendidikan khusus keagamaan.
Salah satu hal yang dibahas dalam buku terjemahan Sullam At-Taufiq adalah mengenai iman kepada Allah dan Rasulullah Saw. yang ditandai dengan mengucapkan kalimat syahadat: asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasuulullaah (saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah).
Macam-macam maksiat juga menjadi bahasan dalam buku terjemahan Sullam At-Taufiq ini. Di antara maksiat yang harus kita ketahui antara lain, maksiat hati, maksiat perut, maksiat mata, maksiat lisan, maksiat tangan, maksiat telinga, maksiat badan, dan seterusnya.
Salah satu contoh maksiat telinga misalnya, mendengarkan pembicaraan orang lain yang dirahasiakan. Sementara contoh maksiat lisan misalnya setiap ucapan yang mendorong keharaman dan meninggalkan kewajiban, dan setiap omongan yang mencela agama, atau mencela salah satu dari para nabi, atau ulama, atau ilmu, atau hukum syar’i, atau al-Qur’an, ataupun dari syiar agama Allah Swt. (Islam).
Sebagian dari maksiat badan adalah durhaka kepada kedua orang tua dan berlari dari peperangan, memutus silaturahim, serta menyakiti tetangga, meskipun kafir dzimmi, dengan jelas-jelas sengaja menyakitinya.
Saya sangat mengapresiasi upaya penulis untuk menerjemahkan kitab Sullam At-Taufiq yang sangat penting untuk dipelajari oleh para generasi muda Islam saat ini. Melalui buku ini, para pembaca dapat belajar banyak hal tentang hukum Islam.
Baca Juga
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Tren Mualaf di Kalangan Artis, Ricky Cuaca Pilih Teguh pada Iman
-
Profil dan Agama Evandra Florasta, Pahlawan Timnas Indonesia Permalukan Timnas Shin Tae-yong
-
Instruksi Gubernur Aceh: Warga Kini Wajib Salat Berjamaah, Bagaimana Reaksi Mereka?
-
Interpretasi Agama yang Membahayakan, Ini Sinopsis Drama Bidaah yang Lagi Viral
-
Mengapa Rezeki Bisa Seret? Ini Penyebabnya dalam Islam
Ulasan
-
Review Anime Yuru Camp, Menjelajahi Keindahan Alam Jepang
-
Review Pulse: Series Medis Netflix yang Tegang, Seksi, dan Penuh Letupan
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
3 Rekomendasi Novel Penulis Indonesia tentang Pendakian Gunung, Sudah Baca?
-
Review Film Holland: Misteri yang Gagal Mengembang dan Meledak
Terkini
-
Timnas Indonesia Disokong Mentalitas 'Anti Banting', Siap Jaya di Piala Asia U-17?
-
Menang 0-1 Atas Korea Selatan, Jadi Modal Penting Bagi Timnas Indonesia U-17
-
Bangkit dari Kematian, 4 Karakter Anime Ini Jadi Sosok yang Tak Tertandingi
-
Women in STEM, Mengapa Tidak?
-
Start Manis di Piala Asia U-17, Bukti Indonesia Punya Bibit Bertalenta?