Sebagaimana dimaklumi bersama, masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam. Iktikaf, salat lima waktu berjamaah, membaca Alquran atau bertadarus, berzikir, adalah termasuk sederet amalan ibadah yang biasa dilakukan umat Islam di dalam masjid.
Bangunan masjid di era sekarang, tentu sangat jauh berbeda dengan bangunan masjid zaman dulu. Saat ini, masjid-masjid di berbagai daerah di negeri ini banyak yang dibangun dengan begitu megah seperti bangunan yang ada di luar negeri.
Bicara tentang masjid dan kisah-kisah tentangnya, ada buku menarik yang bisa disimak dan akan mendatangkan wawasan baru bagi kita. Buku berjudul 1001 Masjid di 5 Benua karya Taufik Uieks mengisahkan perjalanannya mengunjungi masjid-masjid yang ada di berbagai negara yang tentunya memiliki cerita dan budaya yang begitu beragam.
Salah satu masjid yang pernah dikunjungi oleh Taufik adalah Masjid Kul Syarif. Sebuah masjid megah yang sangat indah berwarna biru dengan empat menara menjulang tinggi menembus langit kota. Bahkan konon masjid ini dinobatkan menjadi satu masjid terindah di dunia.
Masjid Kul Syarif terletak di Kazan. Kazan memang menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan ke ibu kota Republik Tatarstan, yang merupakan salah satu republik anggota Federasi Rusia dan dipimpin oleh seorang presiden tersendiri.
Masjid Kul Syarif memiliki empat menara dengan sebuah kubah besar yang tampak indah dan menawan. Terutama dengan warna biru yang dominan di keseluruhan bangunan. Kol Syerif Mechete, demikian tertulis dalam bahasa Tatar, nama masjid tersebut tepat di atas pintu masuk utama. Di bawahnya, ada juga tulisan dalam bahasa Rusia, Arab, dan Inggris.
Memasuki ruang lantai dasar masjid, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membeli plastik yang digunakan untuk menutupi sepatu. Hal ini dilakukan agar lantai marmer putih yang bersih berkilau tidak dikotori debu. Maklum, pengunjung tidak diharuskan melepas alas kaki kalau hanya masuk ke lantai dasar.
Kisah Taufik Uieks mengunjungi berbagai masjid di berbagai negara dalam buku ini layak disimak. Selain menambah wawasan, ada pesan penting yang dapat saya petik dalam buku ini, yakni seberapa pun jauh seorang muslim melakukan perjalanan, jangan sampai meninggalkan kewajiban salat lima waktu. Traveling, ke mana pun, berusahalah untuk menyempatkan mengunjungi masjid atau musala saat waktu salat lima waktu telah tiba.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel The Briar Club: Kisah Perempuan Tangguh di Tahun 1950-an
-
Review Film Black Box Diaries: Catatan Kelam yang Menguak Pelecehan Seksual
-
3 Hal yang Kamu Dapatkan Jika Menyaksikan Drama Korea Nine Puzzles
-
Review Film Tornado: Perjalanan Visual dan Cerita yang Mengalir Lambat
-
Review Film Fear Street - Prom Queen: Pembantaian Malam Pesta yang Melempem
Terkini
-
Preppy ke Street Style, Sontek 4 Outfit Kekinian ala Asa BABYMONSTER!
-
Serupa Magma Mencair, aespa Usung Konsep Dark and Gold di "Dirty Work"
-
Sinopsis A Love Story of Oiled Paper Umbrella Episode 1, Seru!
-
Branko Ivankovic Soroti Atmosfer Stadion GBK, Timnas China Mulai Gentar?
-
7 Drama Korea Romantis tentang Cinta yang Dimulai di Dunia Kerja