Karya sastra diyakini sebagai karya yang mampu membuat hati dan perasaan menjadi lembut dan dirayapi rasa kasih dan cinta yang begitu mendalam. Sastra juga mampu menggugah orang lain untuk terinspirasi dari segala macam kejadian yang ada di sekitar. Selama ini, banyak sastrawan atau penulis yang melahirkan karya-karyanya dari hasil pengamatan dan pengalamannya menjalani hidup.
Abdurrahman Faiz, yang akrab dipanggil Faiz, adalah seorang penyair muda yang banyak mendapatkan penghargaan lewat karya-karyanya yang inspiratif. Berkarya sejak masa kecil, Faiz menarik perhatian pembaca. Melalui karya-karyanya, Faiz mengutarakan kegelisahan hatinya lewat bait-bait puisi yang mampu mengetuk hati para pembaca.
Siapa Mau Jadi Presiden? adalah karya puisinya yang selama ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap pelbagai masalah. Dari hubungannya dengan orangtua, sahabat, hingga persoalan negeri yang menyoroti kemiskinan, pengangguran, dan lainnya.
Lewat pusi pendek berjudul Siapa Mau Jadi Presiden?, Faiz dengan begitu gamblang menguraikan tentang tugas berat seorang pemimpin negeri. Menurutnya, menjadi presiden itu berarti melayani rakyatnya dengan segenap hati. Segala permasalahan yang dialami rakyat harus bisa diselesaikan oleh seorang presiden. Dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, seorang presiden bisa menentukan nasib rakyatnya (halaman 21).
Tentang kasih sayang seorang ibu, diungkapkan Faiz dalam puisi berjudul Puisi Bunda. Seorang ibu adalah orang yang harus dihormati. Kasih sayang seorang ibu tak akan tergantikan oleh apa pun di dunia ini. Ibu yang baik adalah ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan tak pernah lelah menasihati anak-anaknya saat dirundung sedih.
Masalah kemiskinan dan kesedihan diuraikan Faiz dalam puisi Pengungsi. Lewat puisi ini, Faiz menggambarkan apa yang dialami oleh para pengungsi. Menurut Faiz, para pengungsi kerap menikmati kesepian sekaligus kesedihan di antara tenda-tenda kumuh. Mereka, para pengungsi biasanya terpaksa mengungsi oleh pelbagai sebab seperti perang, korban bencana, kerusuhan, dan lainnya.
Kehadiran buku ini bisa menjadi pelajaran bagi para pembaca, khususnya bagaimana mengarifi hidup agar lebih bijaksana lewat bait-bait puisi yang ditulis dan diuraikan dengan sepenuh hati. Puisi-puisi yang akan membuat hati para pembaca terenyuh dan tergugah untuk melangkah dan menyongsong masa depan yang lebih cerah.
Baca Juga
Artikel Terkait
Ulasan
-
BOYNEXTDOOR 123-78: Lirik Patah Hati dalam Nada Candu yang Viral di TikTok
-
Review Film Uglies: Ketika Kecantikan Jadi Alat Kontrol Pemerintah
-
Review Film Terrestrial Verses: Kritik yang Begitu Menampar dalam Diamnya
-
SHINee Shift: Merangkul Perubahan dan Tidak Menyerah dalam Sebuah Hubungan
-
Mengungkit Kenangan Manis dengan Mantan dalam Lagu Closer oleh The Chainsmokers feat. Halsey
Terkini
-
Natural dan Stylish! Ini 4 OOTD Kazuha LE SSERAFIM Bernuansa Earth Tone
-
Indonesia Open 2025: Langkah Rinov/Pitha Terhenti di Babak Awal
-
Everlasting oleh N.Flying: Janji untuk Beri Kebahagiaan yang Sesungguhnya
-
Streetwear sampai Smart Casual, Ini 4 Look Santai ala Mingyu SEVENTEEN
-
Lisa BLACKPINK Siapkan Dokumenter Karier Solonya, Gandeng Sutradara Sue Kim