Menebarkan kebaikan dan kedamaian menjadi tugas kita bersama. Tugas setiap manusia di muka bumi. Terlebih bagi seorang muslim. Jangan sampai kita menjadi sosok manusia menyebalkan yang gemar bikin onar, keributan, dan meresahkan masyarakat sekitar kita.
Dalam buku Islam itu Ramah Bukan Marah diterangkan, Islam (sebagaimana yang tertera pada Alquran) adalah rahmat bagi semesta alam, bukan hanya untuk orang Islam saja. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mengenalkan dan menyebarkan ajaran agama Islam dengan santun, yaitu dengan nasihat-nasihat yang lembut dan sifat yang terpuji. Menyebarkan agama Islam bukanlah dengan paksaan, kekerasan, apalagi teror. Karena faktanya dalam sejarah, agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad Saw., tidak disebarkan dengan perang dan penaklukan tetapi dengan tingkah laku terpuji dan akhlak mulia.
Islam adalah agama yang menyukai kedamaian dan menjadi rahmat bagi seluruh penduduk bumi. Dapat disimpulkan bahwa Islam itu bermakna menyerahkan diri dan menyebarkan kedamaian, tujuan Allah menamakan agama Islam agar manusia dapat menyebarkan kedamaian dan mampu berserah diri hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain (halaman 3).
Ardiyansyah dalam buku ini juga memaparkan bahwa para sufu juga berlatih bagaimana menyampaikan Islam dengan kedamaian. Bagaimana mungkin Islam bisa tersebar ke seluruh dunia jika menyampaikannya dengan marah dan teror? Kalau pun ada yang masuk Islam, tentunya dalam keadaan terpaksa karena mereka takut akan dibunuh. Inilah hal yang dihindari dalam penyebaran Islam, karena sesuai dengan nama “Islam” itu sendiri, Islam harus menyebarkan kedamaian di mana pun ia berada. Islam tidak boleh menyebarkan teror, apalagi memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam. Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya dalam Alquran Surat Al-Baqarah: 256, “Tidak ada paksaan dalam beragama.”
Menyebarnya Islam ke seluruh dunia disebabkan karena para pendakwah agama mendakwahkan agama Islam dengan kelembutan. Mereka meniru dakwah yang memang Allah perintahkan di dalam Alquran. Dakwah yang mereka lakukan dengan niat menyampaikan pesan-pesan Islam yang universal, sehingga banyak yang tertarik dengan Islam dan bersedia masuk Islam tanpa paksaan (halaman 41).
Buku Islam itu Ramah Bukan Marah karya Ardiyansyah terbitan Quanta (2017) ini sangat layak dibaca oleh umat Islam. Dengan membaca buku ini, semoga para pembaca menjadi lebih memahami tentang ajaran Islam yang indah dan tak menyukai kekerasana atau permusuhan.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
-
Ulasan Novel Grass, Kesaksian Sunyi Perempuan Korban Perang
-
Ulasan Drama Love in the Clouds: Takdir yang Tidak Pernah Melepaskan
Terkini
-
CERPEN: Banjir di Hari Pernikahan
-
Bukan Meninggalkan, Hanya Mendefinisikan Ulang: Kisah Anak Nelayan di Era Modern
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Bagaimana Budaya Membentuk Cara Kita Berpikir dan Merasa
-
Udah Rajin Nge-gym tapi Hasilnya Zonk? Jangan-jangan 7 'Blunder' Ini Biang Keroknya!