Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Martina Mulia Dewi
Buku '165 Kebiasaan Nabi Saw - Abdullah Zulfidar Akaha'. (Dok. Pribadi/martinamuliadewi)

Telah disebutkan bahwa di dalam diri Rasulullah Saw terdapat suri teladan yang baik untuk umat manusia. Lengkapnya terdapat pada Al-Qur'an surat al-Ahzab: 21, "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."

Di dalam buku ini telah mengupas banyak contoh kepribadian, akhlak, dan tuntunan yang dicontohkan dalam keseharian Rasulullah. Mulai dari bagaimana beliau salat, kebiasaan-kebiasaan di hari Jumat dan seputar hari raya, soal puasa, bulan Ramadhan, makan dan minum, tidur, ketika bepergian, zikir dan doa, dan berbagai kebiasaan Rasulullah yang lain. Semua ada tuntunannya. Alangkah indahnya agama ini. 

Mungkin ada satu atau dua kebiasaan beliau akan saya bagikan di artikel ini. Pertama adalah tentang kebiasaan salat Dhuha Rasulullah. Beliau senantiasa melaksanakan salat Dhuha empat rakaat. Dinyatakan dalam sebuah hadis, "Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata bahwa Rasulullah Saw biasa salat duha empat rakaat. Dan beliau menambah berapa pun yang dikehendaki Allah." (HR. Muslim)

Hadis di atas menegaskan tentang kebiasaan beliau mendirikan salat Dhuha empat rakaat, tetapi jika lebih atau kurang dari itu tidak mengapa. Terkait dengan salat Dhuha ini, Rasulullah juga menyampaikan keutamaannya. "Setiap tulang sendi kalian wajib bersedekah pada pagi hari; maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh berbuat baik adalah sedekah, dan melarang perbuatan mungkar juga sedekah. Namun itu semua dapat dipenuhi dengan dua rakaat salat duha." (HR. Muslim)

Setiap anjuran pasti ada keutamaan. Setiap kebiasaan yang beliau lakukan, pasti ada manfaatnya, baik untuk dzohir maupun batin. Kebiasaan Rasulullah yang ingin saya bagikan lagi adalah dalam hal tidak pernah mencela makanan. Kebutuhan primer kita setiap hari yang harus dipenuhi adalah makan dan minum. Baik lezat maupun tidak makanan yang dihidangkan, Rasulullah tidak pernah mencontohkan untuk mencela makanan. 

Dalam sebuah hadis, "Dari Abu Hurairah Ra, ia berkata, 'Rasulullah Saw sama sekali tidak pernah mencela makanan. Jika menyukainya, beliau memakannya. Dan apabila tidak suka, beliau tinggalkan." (Muttafaq Alaih). Rasulullah memilih untuk membiarkan makanan yang mungkin tidak disukai, tanpa harus mengatakan bahwa makanan tersebut tidak enak, atau menyebutkan kekurangannya.

Kita pasti sering dalam keseharian makanan yang terhidang di meja makan tidak selalu kita sukai. Kadang berkomentar sana sini terkait hal ini. Nah, dalam menilai makanan enak dan tidak enak pastinya kita bisa mencontoh Rasulullah bagaimana beliau bersikap seperti di atas. Pastinya kita ingin membahagiakan orang yang sudah menyiapkan makanan. Ibu kita, istri kita, nenek kita, tetangga, dan siapapun yang menyajikan makanan. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmatnya makanan yang disajikan, kita juga menyenangkan hati orang-orang yang sudah memasaknya dengan bumbu cinta. Apalagi kalau kita memujinya, pasti mereka senang sekali. 

Itu tadi dua kebiasaan Rasulullah yang bisa kita terapkan dalam keseharian. Masih banyak lagi yang bisa kita contoh dari kepribadian beliau. Yuk baca buku ini biar lebih tahu satu per satu kebiasaan nabi. #nirunabisetiaphari

Martina Mulia Dewi