Sakti Wibowo adalah salah seorang cerpenis yang eksis sejak awal 2000-an. Cerpen-cerpennya kerap menghiasai media seperti Annida, Sabili, Ummi, dan media lainnya.
Dalam karyanya, penulis kerap menghadirkan kisah cinta penuh makna dengan berbagai sudut pandang yang beragam. Ada kisah cinta remaja, kisah cinta aktivis dakwah, hingga kisah rumah tangga yang sarat makna.
Pelangi Hati adalah salah satu karya penulis yang memuat sejumlah cerita pendek yang kisahnya begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam Baju Lotre, misalnya, Sakti mengangkat kisah seorang guru sederhana yang dedikasinya begitu tinggi dalam dunia pendidikan. Meskipun profesi guru dianggap kurang menjanjikan, tetapi tokoh utama dalam cerpen ini tetap setia mengajar di sekolah.
Dalam kesehariannya, dia tetap menampakkan kesederhanaan yang begitu terasa sehingga, anak-anak didiknya hafal dengan baju yang biasa dipakainya. Tak heran, jika anak-anaknya suka “melotre” kira-kira baju apa yang akan dipakai Pak Guru saat mengajar.
Keisengan murid-muridnya itu ternyata tercium oleh Pak Guru yang dianggap sering memakai baju yang “itu-itu saja”. Padahal, kata sebagian muridnya, baju yang dipakai hanya motifnya yang berbeda. Karena itulah, Pak Guru menjelaskan kenapa selalu memakai baju yang sama atau mirip.
Menurutnya, bukan dia tidak mampu membeli baju baru, tetapi dia ingin menjalani hidup sederhana. Baju yang dimilikinya lebih dari cukup, terutama untuk dipakai mengajar (halaman 51).
Cerpen lain adalah Nyanyian Jibril. Berkisah tentang sepasang suami-istri yang hidup di sebuah rumah berdinding triplek di bantaran sungai.
Benowo, lelaki itu begitu menyayangi sang istri. Apalagi saat istrinya hamil. Meskipun dia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya karena belum siap memiliki anak, tapi dia tetap merasa bahagia dengan kabar gembira tersebut.
Istri Benowo berharap, meskipun hidup miskin dia ingin suaminya tetap mencari uang yang halal untuk biaya hidup sehari-hari. Jangan sampai ada uang haram yang masuk ke dalam tubuhnya dan janin yang sedang dikandungnya.
Cerpen-cerpen lain dalam buku ini tak kalah menarik. Sejumlah cerpen begitu menyentuh seperti Pelangi Hati, Sekeping Hening, Selamat Malam, Cinta, dan beberapa cerpen lainnya. Pembaca bisa memetik banyak hikmah dari cerpen-cerpen yang terangkum dalam buku yang diterbitkan oleh Era Intermedia ini.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Cinta Laura Lulusan Apa? Singgung Beasiswa LPDP Tak Pantas untuk Orang Kaya
-
Menggali Xenoglosofilia: Apa yang Membuat Kita Tertarik pada Bahasa Asing?
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
-
Suara Hati Rakyat kepada Para Pemimpin dalam Buku Bagimu Indonesiaku
-
Fedi Nuril Terlalu Sering Poligami, Ernest Prakasa Ingin Sang Aktor Perankan Tokoh Pastur
Ulasan
-
Ulasan Buku Why We Sleep: Pentingnya Tidur Bagi Kesehatan Tubuh dan Mental
-
Novel Kokokan Mencari Arumbawangi, Dongeng Pedesaan yang Menghangatkan Hati
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
Terkini
-
Gol Telat David da Silva Selamatkan Persib Bandung dari Kekalahan di ACL 2
-
Jadi Penulis Web Novel, Ini Peran Park Ji Hyun di Fairy Tale, But Rated R
-
Spoiler When the Phone Rings Eps 3, Yoo Yeon Seok Cemburu ke Heo Nam Jun?
-
Ambisi Kadek Arel Bawa Timnas Indonesia Juara Piala AFF 2024
-
Pakai Pemain Muda, Shin Tae-yong Kode akan Beri Kejutan di Piala AFF 2024