Annida adalah majalah remaja yang pernah eksis di awal 1990-an. Sebelum berubah menjadi majalah cerita pendek, Annida adalah majalah yang dikhususkan untuk pembaca wanita. Namun, sejak 1993 majalah ini bermetamorfosis menjadi majalah yang full cerpen. Cerpen-cerpen remaja dengan nuansa islami dihadirkan Annida dan mendapatkan respons bagus dari pembaca.
Cerpen Ketika Mas Gagah Pergi menjadi pelopor hadirnya cerpen-cerpen remaja islami di majalah ini. Cerpen karya Helvy Tiana Rosa tersebut menginspirasi penulis lain untuk juga berkarya di majalah Annida.
Merajut Cahaya adalah kumpulan cerpen terbaik majalah Annida selama sepuluh tahun (1991-2001). Memuat cerpen-cerpen pilihan, buku ini ditulis oleh sejumlah penulis yang sudah eksis dengan karya-karyanya. Sebut saja Asma Nadia, Afifah Afra, Melvi Yendra, M. Irfan Hidayatullah, Sakti Wibowo, dan penulis lainnya.
Lewat Koran Gondrong, Asma Nadia menyajikan cerita remaja yang sarat dengan nuansa Islam yang universal. Lewat tokoh Niq, Asma menghadirkan kisah yang tidak biasa antara seorang mahasiswa nyentrik berambut gondrong dan seorang anak penjual koran di jalanan.
Kakak-kakak Niq ingin adiknya memotong rambutnya agar tidak tampak seperti berandalan. Namun, Niq memang nyentrik dan tidak mau memenuhi permintaan saudaranya meskipun diiming-imingi imbalan yang menarik.
Namun, suatu hari Niq datang dan menagih uang yang dijanjikan kakak-kakaknya. Ia bersedia memotong rambutnya yang gondrong dan akan memberikan uang tersbeut pada anak penjaja koran yang kerap ditemuinya di jalanan (hlm. 37).
Dua Keputusan adalah cerpen Along Lindo yang cukup memikat. Dengan nuansa sastra yang kental dan bahasa yang rapi, Along Lindo menghadirkan kisah dengan konflik yang begitu rumit. Orangtua si tokoh terjerat utang yang selama ini digunakan untuk biaya kuliahnya di Jakarta.
Ibunya memintanya pulang karena ada rencana menjodohkannya dengan anak pamannya yang, katanya, gila. Perempuan sarjana agama tersebut sering membaca bacaan yang aneh di antara keluarganya yang mayoritas beragama Kristen. Si Bujang harus memutuskan pilihan. Dia akan kehilangan sawah atau utangnya akan lunas jika menikahi anak pamannya (hlm. 27).
Cerpen-cerpen lain dalam buku yang diterbitkan Pustaka Annida ini tidak kalah menarik. Cerpen-cerpen yang mengangkat tema lokalitas cukup banyak menghiasi buku ini. Seperti Datuak Rajo Malano karya Melvi Yendra, Kematian Romo karya Afifah Afra, Kucing karya M. Irfan Hidayatullah, Baju Lotre karya Sakti Wibowo, dan beberapa cerpen lain yang mampu memikat pembaca.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Tipe Sahabat yang Membantumu Berkembang Tanpa Kamu Sadari
-
Ulasan Buku Dua Alasan untuk Tidak Jatuh Cinta, Plot Twist-nya Tak Terduga!
-
Ulasan Film The Lady In The Van, Wanita Misterius di Balik Van Tua
-
Ulasan Novel 'Nebula', Persahabatan yang Diuji Egoisme dan Pengkhianatan
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?