Akhir-akhir ini karya sastra banyak diminati berbagai kalangan, baik para akademis, kaum sarungan di pesantren, anggota dewan, maupun lainnya. Di dalam dunia akademis, tidak hanya mahasiswa dan dosen yang terjun dalam mata kuliah bahasa dan sastra, mahasiswa dan dosen yang konsentrasi pada jurusan lain pun juga terus mengikuti perkembangan khazanah sastra.
Kaum sarungan di pesantren juga tidak mau ketinggalan. Bertambah hari kian bertambah penulis sastra dari kalangan pesantren. Sebagai inspirator serta motivator mereka dalam bersastra cukup banyak, sebut saja KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Emha Ainun Nadjib (Kiai Kanjeng), Ahmad Tohari, KH D. Zawawi Imron (si Celurit Emas dari Pulau Garam), dan lain sebagainya. Pun demikian pula anggota dewan yang juga hobi bersastra, seperti Fadli Zon, terbilang cukup banyak.
Beragam karya sastra terus mengalir seiring perkembangan zaman, baik berupa novel, cerpen, maupun puisi. Ketika dunia sedang dilanda pandemi Covid-19, banyak kalangan sastrawan mengabadikan momen tersebut dengan mencurahkan ide dalam karyanya. Seperti buku Kisah-Kisah Kecil & Ganjil karya Agus Noor yang terbit di tengah-tengah virus Corona pada Juli 2020. Terdapat pula puisi bertajuk Tiarap karya KH D. Zawawi Imron yang juga melejit di saat wabah Corona melanda negeri ini.
Buku berjudul Permainan Metafora dalam Karya Sastra yang ditulis oleh Akhmad Idris ini, juga merespons karya sastra para sastrawan ternama dengan mengikuti isu-isu terkini. Puisi Tiarap gubahan KH D. Zawawi Imron juga tidak lepas dari bidikan analisisnya.
Di buku yang diterbitkan oleh LovRinz pada Juni 2022 ini, pada halaman 51, penulis mengutip puisi Tiarap:
Ketika Allah menunjukkan kebesaran-Nya dengan sebutir corona
Yang menyerang tak pilih bulu, tak pilih pejabat atau orang melarat
Tak pilih profesor atau gelandangan yang kotor
Maka dunia menjadi gempar
Semua suara menjadi kira-kira
Kemudian Akhmad Idris menggali makna puisi tersebut dengan tiga teori untuk menyingkap kesamaran bahasa puisi itu menurut Michael Riffaterre dalam buku Semiotics of Poetry. Maka, terurailah makna tersirat puisi tersebut setelah dikaji secara mendalam dari displacing of meaning (penggantian makna), distorting of meaning (pembelokan makna), dan creating of meaning (penciptaan makna).
Buku ini direkomendasikan untuk semua kalangan yang ingin lebih dalam menyelami dunia sastra. Kepada pemula pun, buku ini sangat cocok, karena bahasanya yang renyah dan mudah dipahami. Selamat berkarya sastra!
Baca Juga
-
Melahirkan Generasi Muda Nasionalis dalam Buku Indonesia Adalah Aku
-
Mengenal Puisi Sederhana Penuh Makna dalam Buku Perjamuan Khong Guan
-
Temukan Potensi Diri dan Kekuatan Pikiran dalam Buku Mind Power Skills
-
Ulasan Buku Memaknai Jihad, Mengenal Pemikiran Prof. Dr. KH. Quraish Shihab
-
Cinta Datang dari Ranum Buah Mangga dalam Buku Kata-Kata Senyap
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Kisah Manis Keluarga di Novel 'Rahasia Keluarga dan Cerita-Cerita Lainnya'
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
Ulasan
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan
-
Review Film Drop: Dinner Romantis Berujung Teror Notifikasi Maut
-
Pengepungan di Bukit Duri: Potret Luka Sosial di Balik Layar Sinema
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Taemin Buka Suara Soal Rumor Kencan dengan Noze, Minta Fans Tetap Percaya
-
Kartini di Antara Teks dan Tafsir: Membaca Ulang Emansipasi Lewat Tiga Buku
-
5 Rekomendasi Drama China tentang Siluman, Ada The Demon Hunter's Romance