Eka Kurniawan, salah satu penulis Indonesia, mengawali debutnya dalam dunia literasi melalui karyanya yang berjudul Cantik Itu Luka. Karya fantastis ini berhasil mendapat banyak perhatian dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa di seluruh dunia.
Mengangkat tema dan isu yang tidak biasa, Cantik Itu Luka telah berusia 20 tahun dan masih memegang gelar sebagai salah satu karya best seller.
Identitas Buku
Judul Buku: Cantik Itu Luka
penulis: Eka Kurniawan
penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 505 Halaman
Ulasan
Dewi Ayu, tokoh utama wanita dalam kisah yang berjudul Cantik Itu Luka. Kesan pertama saat membaca bab satu buku ini adalah 'menakjubkan'. Bisa dibilang ini adalah salah satu genre yang cukup jarang aku baca, atau bahkan pertama kali, ya?
Bercerita tentang Dewi Ayu yang bangkit kembali dari kubur setelah meninggal selama 21 tahun. Ia meninggal beberapa hari setelah melahirkan anak keempatnya, seorang gadis yang ia beri nama Si Cantik, padahal kenyataannya wujud anak itu sama sekali jauh dari nama yang disematkan padanya. Lantas, kenapa ia harus bangkit?
Awalnya memang terasa kurang nyaman saat membacanya, apalagi ada beberapa adegan eksplisit yang terlalu detail dan cukup mengganggu, tapi karena aku terlalu penasaran dengan ujung cerita, aku memutuskan untuk terus membacanya, dan ternyata jika dilihat secara keseluruhan, cerita ini memang benar-benar luar biasa. Tidak heran setelah 20 tahun terbit, buku ini bisa menjadi best seller dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Mungkin, jika diringkas, inti utama cerita yang ada di buku ini adalah tentang dendam dan pembasalannya. Terlepas dari segala macam kesalahan yang pernah dibuat oleh para tokoh, pada akhirnya semua akan mendapat ganjarannya. Kisah Ma Iyang dan Ma Gedik merupakan titik awal kenapa kisah ini ada. Cinta yang terhalang situasi dan keadaan. Semua kecantikan yang diwariskan turun temurun mulai dari Dewi Ayu hingga ke anak dan cucunya, ternyata memang membawa banyak tragedi. Kisah mereka semua jadi rumit, salah satunya karena wajah cantik yang mereka miliki.
Menurutku pribadi, kisah ini cukup lengkap, mulai dari sisi romantisme, sejarah, hingga tragedi. Setiap tokohnya memiliki peran yang sama penting dan memengaruhi jalan cerita. Alur yang maju mundur ditambah dengan penggambaran latar yang detail semakin membuat pengalaman membaca jadi seru dan menantang. Buku ini cocok dibaca jika kamu sedang mencari bacaan yang cukup berat, tragis, sekaligus mengharukan. Tidak direkomendasikan jika kamu menghindari bacaan yang terlalu vulgar, berat, dan menguras tenaga serta emosi.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Semangat Menggapai Cita-Cita dalam Buku Mimpi yang Harus Aku Kejar
-
Novel Dia Adalah Kakakku, Perjuangan Seorang Kakak Mewujudkan Cita-Cita Adiknya
-
4 Rekomendasi Novel Inspiratif untuk Menemani Proses Perbaikan Diri
-
Ulasan Novel The Years of the Voiceless: Potret Kehidupan di Bawah Represi
-
Menguak Misteri Pembunuhan Sebuah Keluarga dalam Novel 'Pasien'
Ulasan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
-
Semangat Menggapai Cita-Cita dalam Buku Mimpi yang Harus Aku Kejar
-
Novel Dia Adalah Kakakku, Perjuangan Seorang Kakak Mewujudkan Cita-Cita Adiknya
-
4 Rekomendasi Novel Inspiratif untuk Menemani Proses Perbaikan Diri
-
Warung Bang Gino, Jawaranya Seblak di Kota Jambi
Terkini
-
4 Gaya OOTD Simpel ala Seohyun SNSD, Tetap Fashionable untuk Hangout!
-
3 Pemain Debutan yang Dipanggil STY ke Timnas untuk AFF Cup, Siapa Saja?
-
Yoursay Talk Unlocking New Opportunity: Tips dan Trik Lolos Beasiswa di Luar Negeri!
-
4 Rekomendasi Outfit Kasual ala Momo TWICE yang Cocok untuk Hari-Hari Santaimu
-
Jonatan Christie Tampil Antiklimaks, Gelar Tunggal Putra pun Melayang