Imam Syafi’i termasuk salah satu tokoh ulama yang begitu inspiratif dan layak dijadikan teladan atau panutan bagi umat Islam. Ia memiliki keluasan ilmu yang tak bisa dianggap sebelah mata. Keilmuannya itulah yang menjadi sumbangsih besar bagi umat Islam hingga saat ini.
Kita tentu telah memahami bahwa mencari ilmu adalah sebuah keniscayaan bagi setiap orang Islam. Baik laki-laki maupun perempuan. Mencari beragam ilmu pengetahuan mestinya dilakukan setiap saat, selama hayat masih dikandung badan.
Perihal ilmu, kita perlu belajar pada sosok Imam Syafi’i. Ia adalah sosok yang begitu mencintai ilmu. Dalam buku ‘Biografi Imam Syafi’i’ karya Dr. Tariq Suwaidan (Zaman, 2015) dijelaskan bahwa Syafi’i sangat haus ilmu. Ia mengajarkan kepada kita syarat-syarat menuntut ilmu. Ia mengajarkan syarat-syarat tersebut kepada semua generasi dan menyimpulkannya dalam dua bait syair (dalam bahasa Arab), yang artinya:
Saudaraku, kau tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara
Aku akan menjelaskannya kepadamu dengan rinci:
Kecerdasan, ambisi, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang lama.
Imam Syafi’i mengajarkan kita bahwa di antara syarat menuntut ilmu adalah harus ada bimbingan guru, mendengarkan ilmu darinya, ambisi, sabar, dan berusaha memahami semua yang diajarkannya (halaman 109).
Dalam buku ini juga diterangkan bahwa Imam Syafi’i mengisyaratkan satu hal penting, yaitu bahwa ilmu harus disertai ketakwaan kepada Allah, akhlak mulia, dan perilaku yang baik. Imam Syafi’i berkata:
Jika ilmu seorang pemuda tidak menambah hidayah di hatinya, atau tidak membuat hidupnya menjadi lurus dan akhlaknya menjadi baik, beritakan kepadanya bahwa Allah akan menimpakan petaka kepadanya, ia akan ditimpa petaka seperti orang-orang yang menyembah berhala.
Setiap orang Islam tentu mendambakan keimanan yang terus bertambah atau meningkat dari waktu ke waktu. Keimanan di sini tentu tak sekadar terucap lewat mulut saja, melainkan juga harus dibuktikan dengan tindakan nyata, misalnya selalu berusaha melakukan perintah-Nya dan menjauhi segala hal yang telah dilarang oleh-Nya.
Bicara tentang iman, Imam Syafi’i pernah berkata, “Iman adalah kepercayaan yang disertai perbuatan.” Ia sangat mengukuhkan pendapatnya ini, bahkan menyeru semua orang untuk mengikutinya. Jika iman mencakup kepercayaan dan perbuatan maka ia akan bertambah atau berkurang tergantung kadar perbuatan (halaman 207).
Kisah hidup Imam Syafi’i dan nasihat-nasihat bijaknya bisa dibaca lebih lanjut dalam buku ‘Biografi Imam Syafi’i’ karya Dr. Tariq Suwaidan ini. Selamat membaca.
Tag
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Ulasan Buku Hidup Damai Tanpa Insecure, Belajar Mencintai Diri Sendiri
-
Review Buku 'Waktu untuk Tidak Menikah', Alasan Perempuan Harus Pilih Jalannya Sendiri
Ulasan
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Salaryman's Club: Anime Sports Kombinasi Olahraga dan Kehidupan Kantoran
Terkini
-
Berhak Pakai Nomor 1, Jorge Martin Pilih Ganti atau Tidak?
-
Meski Tidak Turunkan Skuat Terbaiknya di AFF 2024, Indonesia tetap Ancaman bagi Vietnam
-
Dibintangi Kim Soo Hyun dan Jo Bo Ah, Ini Jadwal Tayang Drama Korea Knock Off
-
Viral Earbuds Berdarah, Ini Batas Aman Volume untuk Mendengarkan Musik
-
Spoiler When the Phone Rings Episode 1, Yoo Yeon Seok Dapat Ancaman?